AS Semakin Terjerat Kartu Kredit

Implikasi kartu kredit masih terus mengepung rakyat AS. Menjelang Memorial Day pada 25 Mei mendatang, bahkan keluarga veteran dan tentara AS pun masih terjepit oleh bunga kartu kredit, satu hal yang belum terjadi sebelumnya.

Saat ini ada sekitar 6 juta orang AS yang menganggur dan menggunakan kartu kredit untuk membeli keperluan mereka dari bulan ke bulan. Sebagian sudah melewati limit yang diizinkan dalam kartu kredit mereka.

Selama resesi dalam beberapa bulan ini, kartu kredit memberikan dampak luar biasa. Dalam satu tahun ini terjadi sesuatu yang banyak membuat rakyat AS jungkir-balik. Usaha bisnis kecil AS adalah mesin ekonomi sesungguhnya dan banyak melahirkan inovasi. Tapi para pemilik usaha kecil inilah yang menjadi korban bailout AS, dan ketika mereka mengajukan pinjaman, bank menolak mereka.

Padahal para pemilik usaha kecil sudah kadung menggunakan kartu kredit dalam menjalankan bisnisnya. Ironisnya, kartu kredit terus menaikan bunganya sampai 30% dan semakin hari dibatasi. Efek kartu kredit semakin menggurita, menurut sebagian pengamat ekonomi AS, adalah karena Kongres AS menangguhkan kucuran dana untuk penanggulan hal ini setidaknya selama setahun ke depan.

Jutaan orang AS sekarang pesimis bisa menyelematkan perusahaan mereka, atau mempertahankan pekerjaannya. Selain itu mereka juga semakin terancam akah kehilangan rumahnya, karena tidak mampu membayar cicilannya. Kondisi ini sangat mengerikan bagi orang Amerika, bahkan dalam konteks bisnis sehari-hari sekalipun.

Ketika Kongres meloloskan dana bailout saat ini, maka rakyat AS akan menanggap hal itu sebagai bagian gelap untuk kaum Demokrat, Republikan dan Kongres sendiri. Sekitar 600 juta pengguna kartu kredit (melebihi jumlah penduduk AS sendiri) akan menerima syarat perubahan di seluruh negeri. Saat ini sekitar 60% penduduk AS sudah terjebak utang oleh kartu kredit mereka. (sa/oed/olg)