Sebagai langkah awal rencananya menyerang Iran, pemerintahan George W. Bush akan menggelar operasi-operasi rahasia untuk mengganggu stabilitas pemerintahan Iran. Sementara Iran menyatakan akan menggali ratusan ribu "kuburan" untuk mereka yang menyerbu Iran.
Pernyataan bahwa pemerintah AS melakukan operasi-operasi klandestine untuk mengganggu stabilitas pemerintahan Iran sebelum mengobarkan perang di negeri itu, diungkapkan oleh wartawan investigasi terkenal asal AS Seymour Hers. Ia megatakan, akhir tahun 2007 lalu, Kongres AS menyetujui permintaan Presiden Bush agar diizinkan membiayai operasi-operasi terselubung secara luas untuk melawan Iran.
"Operasi-operasi ini, di mana Bush membutuhkan dana sekitar 400 juta dollar, dijelaskan dalam ‘Presidential Finding’ yang ditandatangani oleh Bush, dan operasi-operasi itu didisain untuk mengganggu stabilitas negara Iran, " tulis Hers dalam artikelnya yang dimuat majalah The New Yorker yang akan terbit tanggal 7 Juli mendatang.
Hers mengutip keterangan dari sumber-sumbernya, para agen intelejen baik yang sudah mantan maupun yang masih aktif. Menurut Hersh, dalam ‘Presidential Finding’ disebutkan bahwa pemerintahan Bush akan membentuk kelompok yang disebut ‘Gang of Eight’ yang anggota dipilih dari kalangan pimpinan Kongres dan komite intelejen Kongres.
"Fokus dari ‘Presidential Finding’ adalah melakukan berbagai hambatan terhadap ambisi nuklir Iran dan melakukan perubahan rezim di Iran, " kata seorang pejabat intelejen yang tahu tentang rencana itu.
Untuk mewujudkan operasi itu, AS akan menggalang kerjasama dengan kelompok-kelompok oposisi seperti kelompok minoritas Arab Ahwazi dan Baluchi, memberikan bantuan dana dan mengumpulkan informasi inetelejen tentang program nuklir Iran.
Kelompok-kelompok yang juga ingin melakukan perlawanan terhadap Iran itulah yang akan didanai AS untuk melakukan operasi-operasi di dalam dan di luar Iran. Sedangkan AS tidak terlibat langsung dalam operasi itu agar ‘tangan’nya tetap bersih.
Tulisan Hers ini memperkuat tuduhan Iran bahwa pemerintahan Bush telah memberikan bantuan dana dan persenjataan pada kelompok separatis di Iran untuk melawan negara Republik Islam Iran. Sebelum ini, Sunday Telegraph juga memuat artikel yang menyebutkan bahwa Bush memberikan otoritas pada CIA untuk melakukan operasi-operasi "hitam" untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Mahmud Ahmadinejad dan mendanai kelompok-kelompok separatis serta kelompok-kelompok teroris untuk mengganggu stabilitas negara Iran.
Hers menyatakan, operasi-operasi terselubung yang dilakukan AS seiring dengan makin menguatnya pertikaian antara AS dan Iran terkait program nuklir Negeri Para Mullah itu, sebenarnya bukan sesuatu yang baru. "Pasukan Operasi Khusus AS telah melakukan sejumlah operasinya di wilayah perbatasan selatan Irak dengan persetujuan presiden, sejak tahun 2007 lalu, " tulis Hers yang sering memenangkan penghargaan bidang jurnalistik ini.
Masih menurut Hers, AS tidak pernah mengesampingkan opsi serangan militer ke Iran. "Segala sesuatunya dibenarkan atas nama perang global melawan teror, " tanda Hers.
Iran Siapkan Kuburan
Sementara Iran, makin diancam bukannya makin takut, malah makin berani. Seorang komandan Iran, Brigadir Jenderal Mir-Faisal Baqerzadeh, ketua Yayasan untuk Mengenang Perlawanan Suci hari Minggu kemarin mengatakan, Iran sedang menggali ‘320 ribu kuburan’ di provinsi-provinsi perbatasan sebagai persediaan tempat pemakaman untuk para penyerbu Iran yang terbunuh.
"Kami akan menggali 15 ribu sampai 20 ribu kuburan di masing-masing perbatasan, " kata Brigadir Jenderal Baqerzadeh dan menurutnya, penggalian itu sudah mendapatkan persetujuan markas besar angkatan bersenjata Iran.
"Kami tidak berharap, keluarga dari tentara-tentara musuh kami mengalami apa yang yang dialami orang-orang Amerika setelah Perang Vietnam, " ujar Brigjen Baqerzadeh yang juga mengetuai komite pencarian terhadap tentara-tentara Iran yang hilang.
"Pemakaman pada tentara musuh yang terbunuh akan dilakukan dengan layak dan dalam waktu yang singkat, " sambungnya.
Baqerzadeh menambahkan, keputusan itu sejalan dengan komitmen Republik Islam Iran untuk mematuhi Konvensi Jenewa dan protokol-protokol lainnya terkait dengan peperangan. Untuk itu, Iran akan menjalin kerjasama dengan Palang Merah. (ln/iol/presstv)