AS Pertimbangkan Taliban Bentuk Partai dan Ikut Pemilu

Pemerintahan Barack Obama sedang mempertimbangkan untuk mengikutsertakan kelompok Taliban dalam proses politik di Afghanistan, sebagai paya untuk meredam perlawanan Taliban terhadap pasukan koalisi pimpinan AS dan strategi baru AS di Afghanistan.

Untuk itu, AS akan mengubah konstitusi Afganistan untuk membuka jalan dialog dengan Taliban. AS juga akan mengijinkan Taliban membentuk partai politik dan mengajukan para anggotanya sebagai kandidat dalam pemilu umum, mencoret nama-nama pimpinan Taliban dari daftar hitam di PBB dan membebaskan angota Taliban yang ditawan militer AS.

Duta Besar AS untuk Afghanistan, William Wood mengungkapkan sinyal perubahan strategi AS menghadapi Taliban, seiring dengan menguatnya desakan agar AS melakukan pembicaraan damai dengan Taliban untuk meredam serangan-serangan Taliban yang marak terhadap pasukan koalisi AS dan terhadap pemerintahan Afghanistan yang mendapat dukungan Barat.

"Pemberontakan, seperti halnya semua perang … akan berakhir jika ada kesepakatan," kata Wood pada surat kabar Observer edisi Minggu (22/3).

Awal bulan Maret kemarin, Presiden Obama juga mengisyaratkan pemerintahannya bersedia berdialog dengan pimpinan-pimpinan Taliban yang moderat untuk mengakhiri konflik di Afghanistan, yang sebenarnya dipicu oleh AS sendiri. Tapi Taliban menegaskan bahwa mereka menolak dialog sampai pasukan asing benar-benar angkat kaki dari bumi Afghanistan.

Pemerintahan Taliban di Afghanistan, yang ditumbangkan AS dalam agresinya ke negeri itu usai serangan 11 September 2001, posisinya di Afghanistan makin menguat. Laporan lembaga think-tank Senlis Council menyebutkan bahwa Taliban kini mendominasi lebih dari setengah wilayah Afghanistan. Tak heran jika perlawanan-perlawanan yang dilakukan Taliban terhadap pasukan asing membuat ciut nyali sejumlah negara yang berkoalisi dengan AS untuk menggelar perang di Afghanistan.

AS kemudian berencana mengubah strateginya dengan melakukan perekrutan dan pelatihan untuk memperkuat dan menambah jumlah aparat militer dan kepolisian Afghanistan. Utusan khusus AS Richard Golbrooke mengatakan, kondisi kepolisian Afghanistan tidak terlalu bagus dan lemah dalam mengantisipasi situasi keamanan di Afghanistan.

"Itulah sebabnya, kita harus menambah jumlah polisi dan memperbaiki kualitas mereka," ujar Holbrooke.

Selain perubahan strategi di bidang keamanan, AS juga mengubah strateginya dengan lebih mengedepankan cara diplomasi dan lebih menekankan pada bantuan terhadap warga sipil. Meski pada kenyataannya, pasukan AS masih kerap melakukan serangan mendadak ke perkampungan-perkampunya yang dihuni warga sipil dengan alasan mencari para pejuang Taliban yang bersembunyi di situ. (ln/iol/prtv)