AS Panas, Unit Elit Taliban Kibarkan Panji Syahadat Mirip Adegan Imo Jiwa

“Biden harus mengundurkan diri atau dimakzulkan dan diberhentikan,” kata komentator televisi John Cardillo, yang baru-baru ini menjadi pembawa acara di Newsmax TV.

“Ini terus menjadi lebih buruk dan lebih buruk!” imbuh mantan anggota Navy SEAL, Jonathan Gilliam.

“Ini adalah warisan Joe Biden untuk dilihat seluruh dunia,” kata anggota Kongres Elise Stefanik.

“Kami adalah bahan tertawaan dunia,” papar kolumnis konservatif dan mantan pembawa acaratelevisi Meghan McCain, putri mendiang senator Partai Republik John McCain.

Hanya sedikit yang menghargai upaya trolling tersebut, di mana pembawa acara radio konservatif Jesse Kelly men-tweet: “Taliban dapat membunuh orang sebanyak yang mereka inginkan. Tetapi jika mereka terus mengolok-olok Biden seperti ini, mereka akan dikeluarkan dari media sosial.”

Taliban sebelumnya dilaporkan telah memperoleh perangkat biometrik militer AS yang dapat mengidentifikasi warga Afghanistan yang membantu upaya koalisi NATO.

Selama beberapa minggu terakhir, bahkan sebelum serangan kilat Taliban di Kabul, video telah muncul menunjukkan militan memeriksa rampasan perang, termasuk senjata buatan AS yang disita dari Tentara Nasional Afghanistan (ANA).

ANA benar-benar runtuh ketika koalisi NATO pimpinan AS mulai mempercepat penarikan tentara mereka, dengan beberapa unit menyerah tanpa perlawanan, dan menyerahkan senjata serta peralatan mereka kepada kelompok militan tersebut.

Menurut beberapa perkiraan, Taliban sekarang mungkin memiliki lebih dari 2.000 Humvee AS dan kendaraan lapis baja lainnya, dan sebanyak 40 pesawat–termasuk Black Hawks, helikopter serang pengintai, dan drone militer.

Kelompok itu juga dapat memanfaatkan persenjataan sekitar 600.000 senapan serbu M16 dan senjata infanteri lainnya, sekitar 162.000 buah peralatan komunikasi dan 16.000 kacamata penglihatan malam, yang diberikan oleh Pentagon kepada pasukan Afghanistan sejak tahun 2003.

Biden, sementara itu, melawan kritik terhadap penarikan tentara AS, menyalahkan para pemimpin dan militer Afghanistan karena gagal melawan Taliban, dan bersikeras bahwa militer AS melakukan semua yang mereka bisa untuk Afghanistan selama hampir 20 tahun pendudukannya di negara itu.[sindonews]