AS Mengkhianati Ali Abdullah Saleh

Pepatah bilang, "tak ada teman yang abadi, yang ada hanya kepentingan abadi". Pepatah itu tepat untuk menilai bagaimana sikap AS terhadap Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, dan sekarang ibaratnya seperti, "Habis manis sepah dibuang". AS meminta kepada Presiden Ali Abdullah Saleh mengundurkan diri dan meninggalkan Yaman.

Padahal Ali Abdullah Saleh merupakan sekutu utama AS yang menjadi ujung tombak memerangi dan melakukan operasi, "counterterrorism", di Yaman. AS meletakkan Yaman sebagai negara di Semenanjung Arabia, yang paling berbahaya dan menjadi basis kekuatan Al-Qaidah.

AS mengirimkan senjata dan agen-agen CIA yang bekerjasama dengna intelijen Yaman untuk memerangi Al-Qaidah. Semuanya atas persetujuan Saleh. Tetapi, sesudah konstalasi politik berubah, dan revolusi melanda seluruh kawasan dunia Arab dan Afrika Utara, alih-alih AS menjaga dan melindungi sekutunya Ali Abdullah Saleh, tetapi sekarang justeru malah meminta agar Saeleh segera mundur dan meninggalkan negaranya.

Washington mempunyai sejarah hubungan yang panjang dengan otokrat Yaman, Saleh, dan berlangsung sejak tahun l978. Tetapi, sesudah konstalasi berubah, termasuk adanya perubahan di Gedung Putih, Abdullah Saleh, sekarang menghadapi situasi baru, di mana penguasa Yaman bukan hanya dipaksa mundur oleh rakyatnya, tetapi sekarang juga dipaksa untuk mundur oleh Washington, yang selama ini menjadi pelindung dan sekutunya.

Washington menginginkan terjadinya pengalihan kekuasaan, dan pemerintahan Obama berusaha mendorong agar Saleh segera meletakkan jabatannya, dan meninggalkan negaranya, dan kemudian terbentuk pemeritahan transisi seperti di Tunisia dan Mesir, di mana pemerintahan baru  menetapkan agenda politik, termasuk ke arah demokrasi, pembentukan partai politik baru, pemilu legislatif, dan pemilu presiden. Obama menginginkan seperti itu. Maka terjadinya kekerasan yang menyebabkan banyaknya korban yang tewas, dan menjadi momentum bagi Presiden Barack Obama mengulangi seruannya agar Saleh segera mengundurkan diri dari jabatannya, seperti yang dikutip oleh oleh Time.

Para pejabat AS sedangkan melangsungkan negosiasi dengn sejumlah pejabat Yaman, serta kalangan pejabat militer, yang membicarakan pengalihan kekuasaan, dan memungkinkan Saleh meninggalkan negara itu, ujar seorang pejabat kepada surat kbar lokal. (mh/wb)