Kepolisian New York menolak permohonan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad untuk berkunjung dan meletakkan karangan bunga di lokasi reruntuhan gedung World Trade Center atau Ground Zero.
"Permintaan-permintaan pada Presiden Iran agar berkunjung ke area itu juga akan ditolak oleh NYPD dengan alasan keamanan, " kata juru bicara kepolisian New York Paul Browne.
Menurut Browne, Presiden Ahmadinejad yang akan datang ke New York hari Minggu lusa untuk berpidato di Dewan Umum PBB, sudah mengajukan permohonan izin mengunjungi Groud Zero, tempat bekas berdirinya gedung kembar World Trade Center yang runtuh dalam serangan 11 September 2001.
Permohonan izin itu disampaikan Presiden Iran ke pihak Porth Authority of New York, pemilik lokasi gedung World Trade Center dan satu-satunya pihak yang mengeluarkan izin bagi siapa pun yang ingin masuk ke area itu. Permohonan izin juga disampaikan ke Badan Intelejen Rahasia serta kepolisian AS.
Porth Authority of New York menyatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan kepolisian New York dan membahas tentang rencana kunjungan tokoh-tokoh penting ke area tersebut, tapi tidak secara khusus membicarakan tentang Ahmadinejad.
Juru bicara Port Authority Steve Coleman menyatakan, pertemuan itu akhirnya memutuskan bahwa mereka tidak akan memberi izin bagi para tokoh yang ingin berkunjung ke area Ground Zero karena sedang ada pekerjaan konstruksi di lokasi tersebut.
Juru bicara utusan Iran di PBB Muhammad Mir Ali Muhammadi mengaku belum diberitahu secara resmi bahwa Presiden Ahmadinejad tidak diberi izin berkunjung ke Ground Zero. Ia menyayangkan penolakan tersebut.
"Presiden Ahmadinejad bermaksud meletakkan karangan bunga di lokasi Ground Zero untuk memberikan penghormatan bagi para korban serangan teroris 11 September 2001. Kami berharap masih bisa melakukan sesuatu dengan pihak kepolisian, " kata Ali Muhammadi.
Selain menolak permohonan Presiden Iran, pemerintah AS juga menolak visa seorang pejabat Iran yang akan datang ke pertemuan Dewan Umum PBB di New York pekan depan, dengan alasan pejabat tersebut terlibat dalam peristiwa penawanan warga negara AS tahun 1978. Padahal pejabat pemerintah Iran itu saat ini menjadi utusan Iran untuk kantor PBB di Jenewa. (ln/aljz)