AS mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap Eropa yang mengkritik hukuman mati terhadap mantan Presiden Irak, Saddam Hussein. Menlu AS Condoleezza Rice mengatakan, masalah hukuman mati bagi Saddam adalah urusan rakyat Irak, rakyat Irak-lah yang menentukan nasib mantan pemimpin Partai Baath itu.
Dalam wawancara di sebuah televisi hari Senin (6/11), Rice mengungkapkan,"Ini bukan sesuatu bagi orang Amerika atau, jujur saja, bagi orang Eropa untuk mengomentarinya. Saya pikir ini adalah urusan rakyat Irak untuk memutuskannya."
Seperti diketahui, Pengadilan Tinggi Irak yang dibentuk dan mendapatkan masukan dari pemerintah AS memutuskan bahwa Saddam Hussein bersalah atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam peristiwa terbunuhnya 148 warga Syiah di Dujail pada tahun 1982.
Reaksi dari berbagai belahan duni muncul begitu pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati bagi Saddam. PM Inggris Tony Blair menyatakan menentang hukuman mati bagi "Saddam atau siapapun."
Menlu Italia, D’Alema menyatakan bahwa pemerintahnya bersama dengan negara-negara anggota Uni Eropa pada prinsipnya menentang hukuman mati dan khawatir bahwa mengeksekusi Saddam hanya akan membuat perpecahan di Irak yang sudah kian mendalam akan "benar-benar menjadi perang sipil."
Hukuman mati terhadap Saddam juga dikecam oleh kepresidenan Uni Eropa, Vatikan, Rusia dan organisasi pemantau hak asasi internasional, seperti Amnesty Internasional dan Human Rights Watch.
Tapi oleh Rice, sikap Eropa itu dinilai tidak relevan dalam kasus Saddam Hussein. Rice dalam wawancara dengan saluran televisi Fox News mengatakan,"Ini merupakan proses rakyat Irak, bukan proses rakyat AS atau proses dunia internasional." (ln/aljz)