AS Kerahkan Pesawat 'Pembunuh' untuk Hadapi Kelompok Pejuang di Irak

Angkatan udara AS sudah menempatkan pesawat-pesawat tempurnya yang dilengkapi dengan senjata berat jenis AC-130 ke basis angkatan udaranya di Irak. Pesawat bersenjata mematikan dan pernah dikerahkan pada masa perang Vietnam ini, disiagakan di Irak untuk mendukung kerja para komandan militer AS dalam menghadapi perlawanan kelompok pejuang Irak.

Assosiciated Press melaporkan, salah seorang reporternya sudah melihat pesawat pembunuh itu mendarat di landasan pacu basis angkatan udara AS di Irak pekan lalu dan kabarnya, tiga pesawat jenis yang sama akan segera tiba.

Komando pasukan khusus yang bertanggung jawab atas kontrol jenis pesawat AC-130 di Irak, Combined Joint Special Operation Task Force menyatakan, pihaknya tidak bersedia memberikan keterangan apapun tentang pengerahan pesawat tempur atau yang disebut ‘Flying Gunship’ ini. Sejumlah pejabat di angkatan udara yang tidak mau disebut namanya mengatakan, pengiriman pesawat ini ke Irak adalah hal yang sensitif.

Para pejabat militer mengungkapkan, mereka yang membocorkan lokasi rahasia di mana pesawat-pesawat itu ditempatkan akan dikenai pasal pelanggaran tentang keamanan terkait tata cara akses informasi bagi pers ke instalasi militer AS.

Pesawat jenis AC 130, bermesin 4, dan dilengkapi senjata penyerang dari udara ke darat ini, berbasis di Hurlburt, Florida dan pernah dikerahkan di sejumlah pertempuran di Irak, contohnya pada saat pertempuran antara pasukan AS dan kelompok pejuang Irak di Falujjah. Pesawat-pesawat itu diterbangkan dari basis yang lokasinya dirahasiakan. Dengan menempatkan pesawat-pesawat tempur itu di lrak, tujuannya untuk mempersingkat waktu transit dalam mencapai target-target operasinya.

Jenis pesawat ini, bisa membawa kanon-kanon ukuran 40 mm dan mampu memuntahkan 120 kanon per menit. Pesawat ini juga bisa membawa kanon ukuran 105 mm yang sejatinya adalah perlengkapan senjata untuk pasukan kavaleri. Versi terbaru jenis pesawat ini adalah AC-130U yang dijuluki ‘Spooky’ yang mampu membawa senjata kanon 20 mm.

Pesawat ini didisain untuk digunakan di arena pertempuran terbuka, di manan pesawat ini mampu menembakkan peluru dengan kekuatan penuh pada kelompok pasukan lawan. Penggunaan AC-130 di tempat-tempat seperti Fallujah yang diyakini menjadi pusat perjuangan kelompok pejuang Irak, sempat dikritik oleh kelompok hak asasi manusia, karena warga sipil di kota itu ikut menjadi target serangan pesawat tersebut.

AC-130, dengan gerakannya yang lambat, bisa dimanfaatkan sebagai alat canggih untuk memata-matai gerakan kelompok pejuang Irak, karena pesawat itu juga dilengkapo dengan sensor radar serta video perekam jarak jauh. Para komandan senior angkatan udara AS di Irak mengatakan, AC 130 bisa digunakan sebagai senjata intensitas tinggi maupun rendah.

"Pesawat ini bsia membawa berton-ton senjata dan membawa berbagai peralatan yang bisa digunakan untuk mengatasi semua persoalan yang anda hadapi," kata Brigadir Jenderal Frank Gorenc, seraya menolak menjawab pertanyaan lebih lanjut soal pengerahan AC-130 ke Irak yang sedang berlangsung saat ini. (ln/arabworldnews)