Pemerintah Amerika Serikat menyatakan kecewa dengan sikap dewan militer yang berkuasa di Mesir dan mengancam akan menghentikan seluruh bantuan ekonomi mereka ke Mesir yang jumlahnya miliaran dolar, menyusul adanya pengumuman konstitusi Mesir yang dianggap hanya menguntungkan militer.
“Kami sangat kecewa dengan deklarasi amandeman konstitusi, termasuk pengumuman yang dilakukan mendekati penutupan pemilihan umum presiden,” kata juru bicara Pentagon dalam pernyataan bersama dengan Kementerian Luar Negeri AS, Senin kemarin (18/6).
“Kami mendukung rakyat Mesir dan keinginan mereka agar Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) menyerahkan kekuasaan sepenuhnya pada pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis, seperti yang dijanjikan,” lanjut pernyataan itu lagi.
Pernyataan ini dikeluarkan menyusul pengumuman amandemen konstitusi Mesir oleh militer Minggu lalu. Sejak dibubarkannya parlemen oleh pengadilan tinggi Mesir, militer mengambilalih dan merancang sendiri konstitusi baru.
Dalam amandemen konstitusi tersebut, militer Mesir akan memiliki kekuasaan legislatif, termasuk mengatur anggaran negara, sampai parlemen baru terpilih. Dalam konstitusi itu juga, presiden tidak berada di posisi komandan tertinggi angkatan bersenjata. Sehingga perang hanya bisa dilakukan dengan persetujuan militer, bukan atas kemauan presiden.
Keputusan ini juga menimbulkan gejolak baru di Mesir. Kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) menyebut konstitusi itu adalah bentuk kudeta militer terhadap pemerintahan. Untuk itu, IM menyerukan rakyat Mesir untuk turun ke jalan memprotes peran militer di pemerintahan.
Militer berulangkali menyatakan akan menyerahkan kepemimpinan pada presiden terpilih Mesir dalam sebuah upacara resmi akhir Juni nanti. Namun, banyak yang meragukannya. AS mengancam akan menghentikan seluruh bantuan ekonomi yang jumlahnya mencapai US$1,3 miliar per tahun jika militer berkuasa di Mesir.(fq/aby)