AS menyatakan akan melakukan tekanan agar sanksi baru segera diberlakukan untuk Iran karena dianggap tidak mematuhi perintah untuk menghentikan pengayaan uraniumnya.
Pernyataan AS itu menyusul laporan terbaru IAEA yang menyebutkan bahwa Tehran masih terus melakukan pengayaan nuklirnya dan sudah menghalang-halangi pemeriksaan yang dilakukan IAEA.
Namun Ketua IAEA Muhammad El-Baradei menyatakan bahwa Iran diizinkan untuk melanjutkan sebagian program pengayaannya. Pernyataan ElBaradei ini tentu saja membuat marah AS dan beberapa negara Eropa yang selama ini gencar mengecam program nuklir Iran.
Mereka menilai komentar ElBaradei sama sekali "tidak membantu", karena mereka berharap ElBaradei mengeluarkan keluhan secara formal terkait program nuklir Iran.
Koresponden BBC melaporkan, AS mengalami kesulitan untuk melakukan pendekatan pada semua anggota Dewan Keamanan PBB agar mereka semua mau menyetujui sanksi untuk Iran.
Setelah IAEA mengumumkan laporannya Rabu kemarin, perwakilan AS di PBB Zalmay Khalizad menyatakan bahwa pemerintahnya sedang mempertimbangkan untuk menentukan langkah selanjutnya bagi Iran.
"Apa yang sudah kita kerjakan sejauh ini sudah cukup. Masih ada lagi yang harus dilakukan. Inilah saatnya untuk mengkaji kemungkinan tekanan baru demi mengubah kalkulasi Iran, " katanya.
Sementara itu, utusan Inggris di PBB Sir Emyr Jones Pary mengaku tidak terkejut dengan laporan terbaru IAEA. Menurutnya, sekaranglah saatnya komunitas internasional mempertimbangkan bagaimana merespon laporan itu.
Sir Emyr dan anggota DK PBB lainnya masih berharap Iran mau memenuhi kewajiban yang telah dibebankan.
"Kami ingin sesuatu yang baru, hubungan yang lebih baik dengan Iran, tapi Iran harus mematuhi persyaratan yang sudah ditetapkan Dewan Keamanan. Jika Iran mematuhi itu, maka kita akan berdialog, " tukas Sir Emyr. (ln/bbc)