Pasukan AS di Irak mengaku sudah menahan delapan wanita Irak setelah para penculik Jill Carroll, wartawan AS yang bekerja untuk Christian Science Monitor, mengancam akan membunuh Carroll jika militer AS tidak membebaskan semua tahanan wanita itu dalam waktu 72 jam.
"Kami menahan delapan wanita, mereka ditahan dengan alasan yang sama bahwa mereka merupakan ancaman bagi keamanan Irak," kata Letnan Aaron Henninger, juru bicara untuk operasinal penjara militer AS.
Editor Christian Science Monitor juga menyerukan agar para penculik Carrol membebaskan wartawannya itu tanpa dilukai. "Kami dengan hormat menyerukan para penculik Carroll untuk memberikan keadikan dan belas kasihan serta membiarkan kolega kami yang tidak berdosa itu bebas," kata Dave Cook dari biro Washington dalam konferensi pers di luar kantor harian Christian Science Monitor
Cook mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendengar secara langsung respon dari para penculik Carroll. Ditanya apakah harian itu bekerjasama dengan pemerintah untuk menyelamatkan Carroll, Cook mengatakan bahwa pihaknya melakukan opsi apa saja yang ada buat mereka.
Sementara itu, seorang pejabat pemerintah Irak menyatakan sudah merekomendasikan agar AS membebaskan enam dari delapan wanita Irak yang menjadi tahanan di penjara militer AS, sebagai tawaran untuk membebaskan Carroll. Namun seorang pejabat yang duduk di komisi hak asasi manusia Irak menyatakan, seruan agar AS membebaskan tahanan perempuan Irak bukan karena ancaman dari para penculik Carroll.
Meski demikian pihak AS masih belum mau memberikan komentar apakah akan membebaskan tawanan wanita Irak itu atau tidak. (ln/aljz/arabworldnews)