Presiden AS George W. Bush mengisyaratkan dukungannya terhadap keputusan pemerintah Pakistan untuk menyerbu Masjid Merah yang berlokasi di Islamabad. Bush bahkan memuji Presiden Pakistan Pervez Musharraf yang disebutnya sebagai "sekutu yang kuat dalam perang melawan para ekstrimis. "
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS juga menyatakan mendukung operasi penyerbuan ke Masjid Merah. "Pemerintah Pakistan telah melakukan langkah yang bertanggung jawab. Semua pemerintahan punya tanggung jawab untuk menjaga ketertiban, " kata juru bicara Deplu AS, Tom Casey.
Sementara itu, kedutaan besar AS di Islamabad mengeluarkan peringatan bagi warga negaranya yang ada di Pakistan agar tidak berpergian seorang diri, untuk menghindari kemungkinan serangan dari apa yang mereka sebut "elemen teroris", menyusul insiden Masjid Merah.
Sementara itu korban terus berjatuhan sejak militer Pakistan menyerbu masjid itu Selasa dini hari kemarin. Jumlah pastinya masih belum diketahui, namun jumlah korban yang sudah diketahui diperkirakan mencapai 60 orang lebih. Abdul Sattar Edhi, ketua lembaga bantuan Edhi Foundation mengaku menerima perintah dari pihak militer agar ia menyiapkan sekitar 400 potong kain kafan untuk membungkus jenazah korban.
Langkah kekerasan yang dipilih pemerintah Pakistan untuk menyelesaikan konflik dengan Masjid Merah, mulai menuai protes di sejumlah wilayah di Pakistan. Laporan polisi menyebutkan, sekitar 100 orang warga pedalaman dan pelajar sekolah-sekolah agama di dekat Batagram, sebelah barat laut Pakistan melakukan aksi unjuk rasa memprotes penyerbuan itu.
Aksi protes juga dilakukan oleh sekitar 500 siswa sekolah agama di timur kota Multan. Mereka memblokade jalan, membakar ban dan meneriakkan yel-yel yang mengecam Presiden Musharraf.
Sejumlah ulama Pakistan juga menyalakan pemerintah karena telah mengambil langkah kekerasan sehingga terjadi pertumpahan darah. Qari Hanif Jalindhrai, anggota delegasi ulama yang ditunjuk pemerintah Pakistan untuk bernegosiasi dengan para pemimpin Masjid Merah tempo hari menyatakan, pertumpahan darah dan kekerasan seharusnya tidak perlu terjadi karena pihak Masjid Merah sudah menyetujui formula yang diajukan tim delegasi guna mengakhiri pertikain itu.
"Segalanya hampir teratasi. Maulaza Ghazi (salah satu pimpinan masjid) sudah setuju dengan formula bahwa ia akan dipulangkan ke daerah asalnya dan diadili oleh pengadilan di sana, " ujar Qari Hanif.
Menurutnya, ketika hal itu disampaikan ke kantor Presiden, kantor presiden menolak dan tetap meminta agar Ghazi bersaudara menyerahkan diri. Ia menilai pemerintahlah yang paling bertanggung jawab atas tewasnya warga tak berdosa dalam operasi penyerbuan itu. (ln/iol/aljz)