AS dan Sekutunya Serahkan Draft Resolusi atas Iran ke PBB

Inggris, Perancis dan AS sudah menyerahkan draft resolusi ke Dewan Keamanan PBB tentang kemungkinan sangsi pada Iran kecuali negara itu mau menghentikan pengayaan uraniumnya. Draft tersebut diajukan oleh tiga negara anggota tetap dewan keamanan itu, meskipun dua negara anggota tetap lainnya yaitu Rusia dan Cina menyatakan keberatan.

Draft tersebut juga menyerukan semua bangsa waspada untuk mencegah pengiriman material-material dan teknologi yang dianggap bisa memberikan kontribusi bagi aktivitas yang terkait dengan pengayaan, pemrosesan dan program-program misil.

Resolusi tersebut disampaikan pada Rabu (3/5) dengan dasar pasal 7 piagam PBB yang secara legal mengikat aturan-aturan tersebut. Pasal 7 membolehkan sangsi bahkan perang untuk memaksa negara bersangkutan, namun diperlukan resolusi terpisah untuk mengaktifkan salah satu dari sangsi tersebut.

Rusia dan Cina yang memiliki kekuatan untuk menjegal dikeluarkannya resolusi lewat hak vetonya, enggan untuk memberikan pengesahan apapun yang bisa dilihat sebagai langkah yang nantinya mungkin akan berujung pada sangsi atau tindakan militer pada Iran. Meskipun draft yang diajukan pada Dewan Keamanan kemarin secara khusus tidak menyebut ancaman atau langkah lainnya.

"Resolusi ini tidak akan dikaitkan dengan sangsi-sangsi" kata duta besar AS untuk PBB, John Bolton.

Sementara, Emyr Jones Parry, duta besar Inggris untuk PBB mengatakan bahwa negaranya, Jerman dan Perancis meyakini Dewan Keamanan sudah saatnya memberikan respon yang mengindikasikan bagaimana Dewan Keamanan akan memproses tanda-tanda pembangkangan Iran.

Paragraf kunci dalam draft resolusi itu tertulis, "Iran harus menghentikan semua aktivitas yang terkait dengan pemrosesan dan pengayaan, termasuk riset dan pengembangan" dan "menghentikan pembangunan reaktor yang digerakkan oleh tenaga air."

Ancaman Balik Iran

Meski mendapat tekanan yang makin kuat dari AS dan sekutunya, Iran tetap bersikeras untuk mempertahankan aktivitas program nuklirnya. Bahkan beberapa saat setelah pertemuan di Paris usai, Iran balik mengancam akan menyerang Israel terlebih dulu jika AS berani melakukan tindakan ‘jahat’ terhadap Iran.

AS dan Israel adalah dua negara yang paling gencar menyatakan bahwa Iran diam-diam sedang membangun persenjataan nuklirnya. AS malah mengatakan tidak mengesampingkan kemungkinan melakukan tindakan militer di luar kerangka PBB terhadap Iran.

Atas ancaman tersebut, Iran menegaskan akan membalas setiap serangan fisik yang ditujukan ke negaranya. "Kami sudah mengumumkan bahwa di manapun AS melakukan tindakan jahat, tempat pertama yang menjadi target kami adalah Israel," kata Komandan Senior Garda Revolusi, Laksamana Muhammad-Ibrahim Dehqani, seperti dikutip kantor berita ISNA, Selasa (2/5).

Deputi Menteri Perminyakan Iran, Muhammad Hadi Nejad-Husseinian dalam kunjungannya di New Delhi, India mengatakan, ada beberapa kemungkinan serangan AS ke negaranya terkait dengan program nuklir Iran. "Saya khawatir, semua orang khawatir," katanya. (ln/arabworldnews)