AS dan Israel Siapkan Sistem Pertahanan Misil untuk Serang Iran

Meski PBB menyatakan puas atas kerjasama Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait program nuklir Negara Para Mullah itu, AS dan Israel tetap berkeyakinan bahwa program nuklir Iran adalah ancaman buat mereka. AS bahkan sudah membuat sistem misil yang diarahkan langsung ke Iran, sehingga bisa digunakan kapan saja diperlukan.

Riki Ellison, Presiden Missile Defence Advocacy Alliance (MDAA) mengatakan, sistem itu menjadi alternatif pilihan bagi AS jika ingin melakukan aksi militer ke Teheran. "Dengan sikap Iran yang masih terus menambah sentrifugalnya untuk melakukan pengayaan uranium… bangsa kami punya pilihan-pilihan yang terbatas, salah satunya adalah aksi militer, " kata Ellison di hadapan para anggota MDAA, Selasa (15/4).

Ellison melanjutkan, "Kami yakin pengerahakn sistem pertahanan misil di perbatasan-perbatasan dan di luar Iran, akan memberikan bangsa kita alternatif pilihan yang tidak kita miliki sekarang."

Pada saat yang sama, Israel melakukan uji coba balistik yang diberi nama Blue Sparrow. Menurut pihak Israel, uji coba itu dilakukan untuk menghadapi kemungkinan konfrontasi dengan Iran. "Kita harus bersiap diri, jika nanti diperlukan untuk mengambil tindakan, bukan hanya bicara, " kata Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak.

Untuk memperkuat pertahanannya, AS ingin memasang sistem misil itu di negara lain, seperti di Cekoslovakia dan Polandia. Ellison mengatakan, MDAA berupaya keras untuk mendapat dukungan dari para kandidat presiden AS, Kongres, pemerintahaan sejumlah negara, khususnya Rusia.

Namun Cekoslovakia dan Rusia menyatakan menolak usul AS tersebut. Rusia menolak keras dengan alasan rencana AS itu akan mengancam keamanana dalam negerinya dan bisa memicu perlombaan senjata. Rusia membantah klaim AS yang mengatakan bahwa sistem pertahanan misil tersebut bertujuan untuk melindungi Rusia dari kemungkinan serangan dari negara yang oleh AS disebut "negara merah", termasuk Iran.

Meskipun pada pekan kemarin, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow akan membangun sistem pertahanan senjatanya sendiri yang bahkan mampu menembus sistem pertahanan AS, jika AS mengabaikan kepentingan Moskow.

Dalam pertemuan antara Presiden AS George W. Bush dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 6 April kemarin di kawasan Sochi, sebuah resort di Laut Hitam, Bush gagal mencari jalan tengah dari perbedaan pendapat antara kedua negara itu tentan sistem pertahanan misil tersebut.

PBB Puas

Sementara AS dan Israel sibuk mempersiapkan diri bagi kemungkinan melakukan aksi militer ke Iran. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan puas melihat kemajuan yang dicapai Iran dan IAEA dalam penanganan masalah program nuklir Negara Para Mullah itu.

Ban mengungkapkan pernyataan tersebut, setelah mendengar laporan IAEA yang mengatakan bahwa Teheran menunjukkan kerjasamanya secara penuh dengan tim pemeriksa dari IAEA. IAEA juga menyatakan bahwa program nuklir Iran berjalan sesuai dengan aturan internasional.

Laporan-laporan IAEA menyebutkan bahwa lembaga itu tidak menemukan bukti apapun yang mengindikasikan bahwa Iran memanfaatkan program nuklirnya untuk keperluan militer. (ln/presstv)