Amerika Serikat pada Kamis kemarin (5/7) memberikan sanksi kepada enam pendukung pejuang Al-Shabaab di Somalia, menyebut mereka sebagai dua pejabat pemerintah Eritrea, seorang warga negara Sudan dan tiga warga Kenya.
Departemen keuangan AS mengatakan sanksi berupa pembekuan aset terhadap enam orang tersebut dan melarang setiap bisnis atau individu AS dari harus berurusan dengan mereka, yang bertujuan untuk membantu menghentikan konflik di Somalia dalam upaya membongkar jaringan al-Shabaab.
“Amerika Serikat bertekad untuk menargetkan mereka yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah yang berkelanjutan dan ketidakstabilan di Somalia,” kata Adam Szubin, direktur Kantor Departemen Keuangan Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC).
Departemen Keuangan menyebut kolonel Eritrea, Tewolde Habte Negash sebagai petugas intelijen yang menyalurkan uang untuk kelompok yang berjuang menentang pemerintah federal transisi Somalia.
“Kolonel Negash adalah arsitek utama dari pemerintah Eritrea yang memiliki hubungan dengan al-Shabaab di Mogadishu pada tahun 2006, dan ia telah menjadi koordinator utama dukungan keuangan serta logistik untuk sejumlah kelompok bersenjata, termasuk Al-Shabaab, sejak tahun 2004.”
Warga Eritrea lainnya adalah Kolonel Taeme Abraham Goitom, yaitu sebagai pemain kunci dalam Aliansi untuk Pembebasan Kembali Somalia, yang juga memerangi pemerintah peralihan federal.
Seorang tokoh ketiga adalah Suhayl Salim Abdullah El-Rahman, yang juga disebut Abu Faris, oleh Departemen Keuangan disebut sebagai seorang warga Somalia berbasis ekstremis Sudan yang membantu pejuang asing yang ingin bergabung dengan Al-Shabaab.
Warga Kenya Aboud Rogo Mohammed, seorang ulama Islam; Omar Awadh Omar dan Abubaker Shariff Ahmed juga disebut sebagai fasilitator penting dan perekrut untuk gerakan Al-Shabaab.(fq/afp)