Presiden Pakistan Pervez Musharaf mengungkapkan pengakuan yang cukup mengejutkan dan diprediksi akan membuat malu Gedung Putih. Musharaf mengaku bahwa CIA diam-diam membayar pemerintah Pakistan jutaan dollar sebagai penghargaan atas penyerahan ratusan orang yang dicurigai sebagai anggota Al-Qaidah oleh pemerintah Pakistan.
Jenderal Musharaf tidak menyebutkan berapa angka pasti jumlah uang yang diberikan CIA sebagai imbalan terhadap pemerintah Pakistan yang menyerahkan sekitar 369 orang dicurigai sebagai tokoh-tokoh Al-Qaidah.
Pengakuan Musharaf bisa menjadi skandal baru bagi pemerintahan AS, karena undang-undang yang berlaku dinegara itu sangat ketat melarang adanya pemberian imbalan uang bagi negara-negara di luar asing yang terlibat dalam perang AS melawan terorisme.
Departemen Kehakiman AS mengaku tidak tahu menahu masalah ini. "Seharusnya ini tidak terjadi. Pembayaran dalam jumlah besar ini diberikan pada individu-individu yang secara pribadi membantu melacak keberadaan teroris yang ada dalam daftar FBI, bukan diberikan pada pemerintahan sebuah negara," demikian pernyataan Departemen Kehakiman AS.
Pervez Musharaf mengungkapkan perihal uang bayaran ini dalam memoarnya berjudul ‘In the Lina of Fire’ yang dimuat secara bersambung di majalah Times edisi hari ini, Senin (25/9). Pekan kemarin, Musharaf juga membuat pengakuan yang membuat merah telinga AS. Ia menyatakan bahwa pemerintahan Bush mengancam akan membom Pakistan dan membuat negara itu ‘kembali ke zaman batu’ jika tidak mau bekerjasama dengan AS pascaserangan 11 September.
Pengakuan Musharaf ini membuat Pakistan geger. Anggota kabinet Musharaf dan diplomat senior Pakistan sama sekali tidak tahu kalau Musharaf sedang membuat sebuah buku. Mereka mengkhawatirkan hubungan negara Pakistan dengan pihak intelejen AS dan sekutunya akan rusak karena memoar Musharaf itu.
CIA sendiri menolak untuk mengungkapkan berapa jumlah pembayaran yang dilakukan ke pemerintah Pakistan. "Hubungan kami dengan para pemimpin negara-negara di dunia bukan hal yang kami siap membicarakannya dan kita juga tidak berharap para pemimpin ini juga melakukannya," kata seorang tokoh senior CIA.
Di antara para tersangka tokoh Al-Qaidah yang diserahkan Pakistan ke pemerintah AS adalah Khalid Syeikh Muhammad yang dituding menjadi arsitek serangan 11 September dan operasi serangan lainnya di Inggris, termasuk rencana serangan di bandara Heathrow.
Para pejabat intelejen juga khawatir, klaim Musharaf bahwa salah seorang tersangka teroris pernah menjadi informan M16-badan intelejen Inggris-bisa merusak hubungan antara badan intelejen Pakistan dengan badan intelejen Inggris.
Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharaf menyatakan, ia memutuskan untuk mengungkap semua operasi dan penangkapan terhadap sekitar 689 orang warga Pakistan pascaperistiwa 11 September, untuk menjawab tudingan bahwa Pakistan tidak cukup melakukan sesuatu untuk memerangi Al-Qaidah.
Entah bagaimana sikap Gedung Putih terhadap pengakuan Musharaf ini. Apakah memoar presdien Pakistan ini akan menjadi skandal baru yang makin menguak ketidakjujuran AS dalam perangnya melawan terorisme. (ln/Timesonline)