AS lagi-lagi menunjukkan sikap menduanya dalam isu nuklir. Sementara AS menentang keras program nuklir negara Iran, negara Paman Sam ini dikabarkan justru akan membantu pembangunan instalasi nuklir negara Libya.
Kantor berita Libya, Jana pada Senin (12/3) melaporkan, General Rakyat Umum-semacam parlemennya Libya-sudah menyetujui kerjasama pembangunan instalasi nuklir yang sudah ditandatangi sehari sebelumnya oleh menteri luar negeri dan perwakilan AS.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari AS tentang adanya kesepakatan itu. Namun penandatanganan kerjasama tersebut menjadi pertanda mencairnya hubungan AS-Libya yang selama ini bersitegang.
"Kerjasama ini merupakan penghargaan terhadap Gaddafi dan menjadi tanda sejauh mana hubungan AS dan Libya selama ini, " ujar Guma el-Gamaty, peneliti tentang masalah-masalah Libya.
El-Gamaty mengatakan, Gaddafi sudah menjadi sekutu AS yang setia dalam ‘perang melawan teror’ dengan memberikan informasi tentang kelompok-kelompok Islam di seluruh dunia yang dicurigai akan menjadi ancaman bagi AS.
"Hal ini memberikan sinyal diplomatik bagi negara-negara lain yang lebih krusial, seperti Iran dan Korea Utara. Jika mereka mencontoh Libya, menyerah dengan syarat atau menyerah begitu saja pada tekanan AS dan mengikuti apa yang diinginkan AS… Mereka akan diberi penghargaan, " papar el-Gamaty.
Libya adalah salah satu negara yang oleh negara-negara Barat dicurigai membuat senjata pemusnah massal. Pada tahun 2003, pemimpin LibyaMuammar Gaddafi menyatakan menolak semua upaya untuk membuat senjata pemusnah massal. Pernyataan Gaddafi ini memuluskan jalan Libya untuk memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan AS pada bulan Mei 2006. Meski demikian, Gaddafi tetap menyatakan keinginannya untuk membangun teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Keinginan itu terwujud dengan penandatanganan kerjasama pembangunan instalasi nuklir antara Libya dan AS. AS akan memberikan bantuan mulai dari pembangunan instalasi nuklir, pengoperasiannya sampai riset dan pemberian pelatihan teknis bagi para teknisi Libya di AS.
"Komite Rakyat Umumpada hari Minggu menyetujui komite sebagai perantara dan pihak internasional untuk menandatangani kesepakatan antara Libya dan Amerika dalam kerjasama pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai, " demikian laporan kantor berita Jana.
Kesepakatan itu akhirnya ditandatangani setelah pada tanggal 3 Maret kemarin, Gaddafi kembali menyampaikan keluhan pada negara-negara Barat yang belum juga memberikan kompensasi yang layak buat Libya setelah negara itu menghentikan program senjata nuklirnya. Hal itu, menurut Gaddafi menyebabkan negara-negara seperti Iran dan Korea Utara tidak mengikuti langkah Libya. (ln/aljz)