AS Anggap Saudi Toleran terhadap Donatur Teroris

Stuart Levey, pelaksana operasi pemantauan pendanaan untuk organisasi teroris akhirnya menyimpulkan kerajaan Saudi Arabia tidak melakukan tindakan hukum terkait tuduhan Washington bahwa ada individu kerajaan yang turut mengirimkan jutaan dolar untuk jaringan Al-Qaidah.

Menurut Stuart Levey, dalam wawancaranya dengan ABC News, “Jika saya mempunyai hak untuk memerintahkan langkah pemutusan dana dari sebuah negara untuk teroris, maka perintah itu akan saya terapkan di Saudi. ”

Ia mengatakan bahwa orang-orang Saudi tidak mengadili individu atau siapapun yang dituding AS dan PBB mendanai aksi terorisme.

Lebih lanjut, menurutnya, jika ternyata ada bukti yang jelas bahwa mereka atau individu-individu tertentu mendanai organisasi teroris, dan mereka melakukan itu dengan sadar, ketika itulah harus dilakukan pengadilan hukum dan mereka akan disikapi sama sebagai pelaku teroris itu sendiri.

Seperti disampaikan sejumlah petinggi AS, menurut ABC, di antara orang yang dituding menjadi donatur terorisme adalah Yasin Al-Qadhi, seorang pengusaha besar Saudi yang memiliki kekayaan berlimpah. Namanya tercantum dalam daftar Amerika dan PBB sebagai donatur jaringan Al-Qaidah setelah serangan 11 September di AS. Hingga saat ini, menurut ABC, orang tersebut masih dibiarkan bebas dan tetap menjadi salah satu tokoh besar di Saudi.

Yasin Al-Qadhi sendiri sebenarnya sudah menyangkal tudingan itu berulangkali. Ia bahkan telah menunjuk pengacaranya Guy Martin yang berbasis di London, yang kemudian menyampaikan bahwa Washington sama sekali tidak mempunyai bukti terhadap tuduhannya.

Seperti diketahui, selama ini Kerajaan Saudi bermitra cukup baik dengan AS untuk bekerjasama di bawah slogan “perang melawan terorisme”. (na-str/iol)