Eramuslim – Paramiliter Syiah Irak, yang telah memainkan peran utama dalam serangan di Tikrit, mengistirahatkan partisipasi mereka dalam penyerangan , ungkap komandan mereka pada Jumat.
Milisi Syiah Hashed Shaabi – telah berulang kali menyuarakan penentangannya terhadap keterlibatan Amerika Serikat, yang melancarkan serangan udara pertamanya di Tikrit pada hari Rabu.
Beberapa komandan dari organisasi Badr, seperti Hadi al-Ameri , tokoh senior di Hashed Shaabi, mengatakan kelompok itu menarik keterlibatannya walau tidak keluar dari operasi.
“Kami anggap ini sebagai istirahat sampai masalah koalisi teratasi,” salah satu komandan Syiah yang bernama Baqir, mengatakan kepada AFP di Awja, sebelah selatan Tikrit.
Milisi Syiah Hashed Shaabi bersama dengan pemerintah Irak dan pasukan sekutu telah mencoba sejak 2 Maret, untuk memasuki kota Tikrit yang dikuasai Mujahidin Daulah Islam , serangan mereka sejauh ini belum menunjukan keberhasilan yang berarti.
Komandan milisi Syiah Badr menegaskan ikut mundur, yang katanya hal ini adalah hasil dari “tekanan internasional”.
Iran sejauh ini menjadi pendukung utama dalam operasi terbesar melawan Daulah Islam yang menyapu wilayah Irak sejak sembilan bulan yang lalu.
Pentagon lakukan intervensi terhadap peran pasukan pemerintah Irak dan mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan paramiliter Syiah akan ditarik mundur.
Langkah ini membuat marah beberapa milisi Syiah, yang telah melakukan operasi militer baru-baru ini dan sekarang mereka menuduh Washington membajak kemenangan dengan mengirimkan pesawat tempur lebih banyak .
Ayatollah Ali Sistani, yang paling dihormati bagi penganut Syiah Irak, memperingatkan akan potensi perpecahan di antara kekuatan-kekuatan yang terlibat dalam perlawanan terhadap Daulah Islam.
“Kami harus fokus mempersatukan visi dan mengkoordinasikan posisi semua pihak di Irak,” kata pemuka Syiah Ahmed as-Safi di kota suci Syiah Karbala. (Arby/DZ)