Kekejaman tentara AS di penjara Abu Ghraib Irak kembali terkuak lewat sejumlah foto dan rekaman video yang disiarkan oleh Special Broadcasting Service (SBS) dalam program ‘Dateline’ nya, Rabu (15/2).
Foto-foto itu antara lain memperlihatkan tawanan Irak dalam keadaan telanjang, beberapa di antaranya dengan tubuh bercucuran darah, berbaring di lantai. Gambar-gambar itu diduga diambil pada tahun 2003, sama dengan gambar-gambar penyiksaan di penjara itu yang terungkap pada tahun 2004 dan memicu aksi protes di Timur Tengah.
SBS menolak memberikan detil tentang sumber foto dan rekaman video tersebut, namun SBS menyatakan di antara sumbernya ada di organisasi American Civil Liberties Union (ACLU).
ACLU mengaku tidak tahu bagaimana gambar-gambar itu bisa disiarkan oleh SBS. Amrit Singh, kuasa hukum ACLU pada AP Television News di New York hanya mengatakan,"Foto-foto sudah terlihat dan yang sebenarnya tetap ingin dilihat adalah bagaimana pemerintah akan merespon hal ini."
Sementara itu, seorang pejabat di departemen pertahanan AS yang tidak mau disebut namanya mengungkapkan, gambar-gambar yang disiarkan SBS sama dengan gambar-gambar yang dikumpulkan militer AS dua tahun yang lalu sebagai bagian dari investigasi terhadap skandal Abu Ghraib. Sumber itu mengatakan, cuma satu foto yang keasliannya masih diragukan karena tidak orang-orang dalam foto tersebut.
"Empat belas foto yang lain cocok dengan log foto CID (CID adalah unit penyidik kejahatan kriminal oleh militer yang menyelidiki kasus Abu Ghraib ) dan foto-foto itu otentik. Tidak ada yang baru dalam hal ini. Gambar-gambar itu sudah diselidiki sebagai bagian dari penyelidikan skandal Abu Ghraib," kata sumber itu.
Menanggapi publikasi foto-foto kekajaman Abu Ghraib oleh SBS, juru bicara Pentagon, Bryan Whitman mengatakan, departemen pertahanan AS melihat publikasi gambar-gambar ini hanya akan menyulut kemarahan dan kemungkinan aksi kekerasan, di dunia. Selain itu hanya akan membahayakan pasukan militer AS yang sedang bertugas di berbagai belahan dunia.
Penasehat menteri luar negeri Irak, Labeed Abbawi mengecam kekejaman dalam foto-foto tersebut. Namun ia mempertanyakan, apa untungnya menayangkan foto-foto itu karena tentara AS yang diduga sebagai pelakunya sudah dihukum.
"Saya pikir mengedepankan kembali isu ini hanya akan menambah panas situasi rawan di Irak dan itu sama sekali tidak akan menolong siapapun," kata Abbawi.
Belum lama ini, Irak juga diguncang oleh tayangan rekaman video yang memperlihatkan kekejaman tentara Inggris memukuli sejumlan pemuda Irak di Amarah pada tahun 2003.
Penyiksaan-Penyiksaan Itu
Salah satu rekaman video yang ditayangkan SBS adalah gambar beberapa tawanan dengan tubuh telanjang dan kepala ditutup semacam kantong, berdiri dan melakukan masturbasi. SBS mengatakan para tawanan tersebut dipaksa untuk melakukan itu. Rekaman video lain memperlihatkan seorang laki-laki dengan tangan diborgol. berulang kali membenturkan kepalanya ke pintu sel yang terbuat dari metal.
SBS menyatakan, pihaknya masih memiliki banyak foto-foto baru antara lain foto-foto Lynndie England, tentara cadangan berusia 23 tahun, sedang berhubungan sex dengan rekannya Granner. England sendiri sudah dijatuhi hukuman 3 tahun penjara atas tuduhan menyiksa para tahanan dan mengakui bahwa anak laki-lakinya adalah hasil hubungan dengan Granner. SBS memilih untuk tidak menayangkan foto-foto itu.
"Dateline percaya dengan kredibilitas sumber dari foto-foto dan video ini. Mereka konsisten dengan deskripsi rekaman video dan foto-foto yang tidak dirilis dari beragam laporan militer AS dalam skandal Abu Ghraib," kata SBS dalam pernyataannya. (ln/aljz)