Darah di Masjid Merah belum lagi kering dari ingatan kaum Muslimin Pakistan. Tapi AS sudah berani kembali mengeluarkan dukungan penuhnya untuk Presiden Pakistan Pervez Musharraf, dalam memberantas aktifitas terorisme dan ekstrimisme.
Dalam ungkapannya, AS secara spesifik menegaskan akan terus menyokong Musharraf untuk menumpas kelompok bersenjata jaringan Al-Qaidah dan Taliban di Barat Pakistan. Bukan hanya itu, AS bahkan menyatakan bahwa dukungan untuk Pakistan selama ini masih kurang dan akan terus ditambah.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Steven Hadley mengatakan, “AS mendukung penuh upaya Musharraf untuk mengendalikan situasi saat ini. ”
Hadley dalam wawancara dengan sejumlah wartawan televisi AS mengatakan, akan menambah besar dukungan pemerintah AS terhadap pemerintah Pakistan untuk menghabisi kelompok bersenjata yang belum bisa ditumpas oleh Pakistan hingga saat ini.
Menurutnya, kamp-kamp pelatihan militer Taliban di Pakistan telah menjadi ancaman bagi pemerintahan Musharraf dan kepentingan AS. Hadley menambahkan bahwa kesepakatan damai yang disampaikan Presiden Musharraf pada September 2006, dengan para tokoh kabilah di Barat Daya Pakistan, tidak berhasil menyisir habis kaum ekstrimis yang didukung Taliban. “Kesepakatan itu tidak mencapai hasil seperti yang diinginkan Musharraf. Dia belum sukses mencapai keinginannya, ” ujar Hadley.
Secara langsung, Hadley menyatakan, “Musharraf adalah sekutu AS dalam perang melawan terorisme. Dan karenanya AS siap mendukung penambahan pasukan di wilayah Barat Pakistan yang berdekatan dengan perbatasan Afghanistan. Kami mendukung upaya Musharraf utuk mengendalikan kondisi saat ini. Karena di sana ada kumpulan Taliban, yang melakukan latihan militer. ”
Seperti diberitakan, Dewan Syuro Kabilah di Utara Waziristan telah menyudahi gencatan senjata dengan pemerintah. Mereka menuding pemerintah telah merusak perjanjian yang disepakati sebelumnya dengan kompensasi penghentian perang senjata yang diarahkan kepada mereka.
“Kami akan mencabut perjanjian karena pasukan Pakistan melancarkan sejumlah serangan senjata pada kami, dan mereka juga tidak memberikan ganti rugi terhadap para korban. Juga karena pasukan pemerintah menambah pengerahan pasukannya di wilayah kami serta tidak menghilangkan berbagai posko pemeriksaan di perbatasan yang mereka dirikan, ” demikian salah satu bunyi rekomendasi Dewan Syura Kabilah.
Perkembangan ini, memang sangat terkait dengan solusi militer yang dilakukan Musharraf untuk mengatasi aktifitas Masjid Merah di Islamabad. Dalam peristiwa itu, Abdur Rasyid Ghazi meninggal berikut puluhan muridnya yang ada di dalam masjid. (na-str/iol)