Arla Foods Kembali Terpukul Akibat Seruan Boikot Produk Denmark

Sebuah perusahaan makanan terbesar Denmark ‘Arla’, mengaku mengalami penurunan drastis penjualan produknya pasca penayangan kembali gambar kartun yang menghina Rasulullah saw.

Menurut juru bicara ‘Arla’, Astrid Gade Nielsen, tingkat permintaan produk makanan yang mereka keluarkan turun secara tiba-tiba, terutama di pasar Timur Tengah.

Menurutnya, tingkat permintaan dan penjualan susu Arla menurun sekitar 150 ton setiap pekannya. Padahal pabrik susu Arla setiap pekannya biasa memproduksi antara 550 hingga 650 ton susu.

Tapi menurut Fine Hansen, direktur penjualan Arla Foods, apa yang terjadi itu tidak murni dampak pemboikotan produk Denmark itu atas perusahaannya. Ia mengatakan, “Ini bukan pemboikotan murni, tapi memang karena kegamangan pasar saja secara umum. Sebagian orang ada yang memperbaharui permintaannya, dan sebagian lain menunggu perkembangan.”

Seruan pemboikotan produk Denmark memang kembali berkmandang setelah 17 harian Denmark pada 13 Februari lalu menampilkan kembali gambar-gambar kartun yang melecehkan Nabi Muhammad saw. Dr. Yusuf Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional dalam khutbah Jum’atnya di Dhoha, juga kembali menyerukan intensitas pemboikotan produk Denmark dengan mengatakan, “Kita dahulu pernah menyerukan pemboikotan atas produk Denmark. Dan kita hari ini menyerukan hal yang sama. Bagaimana kita bisa membeli produk orang yang menghina nabi kita?”

Aksi pemboikotan produk Denmark yang diserukan dunia Islam akibat kasus kartun Nabi SAW pada tahun 2005, membawa kerugian mencapai 134 juta Euro atau sekitar 170 juta dollar bagi perusahaan Denmark. Dan Arla, adalah perusahaan yang paling besar menanggung kerugian itu. Arla disebutkan mengalami kerugian mencapai 10 juta Kroner atau sekitar 1, 6 juta dollar setiap harinya karena sejumlah besar pasar di Timur Tengah memutus penjualan produk Arla. (na-str/iol)