Berkat perjuangan badan pariwisata Arab Saudi, kerajaan Arab Saudi akhirnya mencabut larang memotret di tempat-tempat publik. Pencabutan larangan itu bertujuan untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan ke negara kaya minyak itu.
Dekrit tentang pencabutan larangan memotret di tempat-tempat umum sebenarnya sudah dikeluarkan sejak setahun lalu, tetapi kementerian dalam negeri Arab Saudi baru benar-benar menerapkannya awal minggu ini.
"Setiap orang sekarang bisa memotret tempat-tempat wisata, arsitektur gedung-gedung, pusat perbelanjaan termasuk gedung-gedung pemerintahan sepanjang tidak ada tanda larangan memotret di situ," ujar seorang pejabat di kementerian dalam negeri Arab Saudi.
Izin memotret masih dibutuhkan jika obyeknya milik pribadi baik perorangan atau kelompok. "Istana kerajaan contohnya, adalah properti milik pribadi. Untuk mengambil gambarnya, harus mendapatkan izin," sambungnya.
Badan pariwisata Arab Saudi mengatakan, pencabutan larangan ini akan membantu promosi citra Arab Saudi, lokasi wisata dan kemajuan pembangunan Arab Saudi melalui foto-foto.
Dalam masalah potret memotret, sudah terjadi perubahan yang cukup besar di Arab Saudi. Raja Abdullah pernah mendapat tekanan dari kalangan ulama Islam konservatif, setelah sebuah media lokal di negara itu, memuat foto-foto wanita Arab Saudi. Menurut para ulama itu, tindakan tersebut adalah tindakan tak bermoral.
Namun surat kabar surat kabar di Arab Saudi mendobrak tradisi itu. Mereka mulai memuat foto-foto wajah wanita Arab Saudi, tentu saja dengan rambut tetap tertutup kerudung atau hijab. (ln/middleeastonline)