Presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet mendesak pembuat kebijakan Uni Eropa menerapkan langkah-langkah mengatasi krisis utang. Setelah musim panas yang penuh dengan ketidakpastian, investor di Eropa pekan ini kembali dari liburan untuk menemukan solusi krisis utang zona euro yang sebenarnya bisa semakin buruk.
Uni Eropa membuat gerakan besar pada bulan Juli, menjanjikan dana talangan lebih besar kepada Yunani dan menjanjikan dukungan tambahan untuk negara-negara lain dengan utang besar. Di tengah-tengah kondisi ekonomi yang makin lemah.
Tapi situasi terus memburuk sejak saat itu. Pada bulan Agustus, pasar saham di seluruh Eropa berjatuhan, sampai ke angka yang paling rendah. Ini hanya menegaskan kondisi memburuknya prospek ekonomi global.
Kondisi yang memburuk di pasar saham itu, tidak berhenti pada hari Senin, di mana harga saham di London, Frankfurt dan Paris terjun bebas. Saham Eropa hanya sebentar terangkat, Selasa, sesudah Swiss National Bank berusaha menstabilkan mata uangnya yang terpuruk.
Tetapi, saham di Eropa kembali ke titik yang terendah seperti hari sebelumnya. Investor tetap khawatir bahwa mata uang euro yang sudah digunakan oleh Uni Eropa selama 12 tahun ini, tidak mampu bertahan menghadapi krisis dalam bentuknya yang sekarang.
Saham Eropa Anjlok Akibat Kekhawatiran Utang
"Kami percaya bahwa kita akan memasuki periode kritis untuk zona euro dan bahwa ancaman kekacauan krisis ekonomi bertambah besar menjelang akhir tahun, yang sudah sangat nampak di awal krisis," kata Alastair Newton, ahli strategi Nomura Securities di London.
Bank Sentral Eropa, yang memperluas program membeli obligasi bulan lalu untuk membeli bond (surat utang) yang diterbitkan oleh Italia dan Spanyol, tampaknya menjadi satu-satunya cara mengatasi krisi utang yang dihadapi kedua negara itu.
Namun, Program ECB dan Uni Eropa yang kontroversi menurut seorang analis mengatakan tidak dapat dipertahankan tanpa batas. Itu membuat pelaksanaan perluasan Dana Stabilitas Keuangan Eropa lebih kritis.
Sebagai bagian dari perjanjian Juli, para pemimpin Uni Eropa mengumumkan rencana untuk mengizinkan dana stabilitas untuk membeli obligasi pemerintah di pasar sekunder. Langkah yang harus disetujui oleh 17 negara zona euro, awalnya mendapat sambutan positip. Namun banyak analis mengatakan tidak cukup dana sebesar 440 miliar euro untuk mengatasi krisis utang itu. Nick Stamenkovic, strategi pasar di Pasar Ria Capital London, mengatakan, "Tapi investor masih meragukan bahwa dana yang cukup besar."
Perluasan yang diusulkan ini diharapkan akan diratifikasi oleh parlemen di Jerman, Finlandia dan Belgia bulan ini.
Investor juga menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi Jerman tentang bailout kepada Yunani, Rabu ini. Sebelumnya, Pengadilan menolak tentang keputusan dana penyelamatan 110 miliar euro tahun lalu, dan diniali sebagai illegal. Langkah Jerman menyelamatkan Yunani dari krisis sangat luar biasa.
Saham bank terbesar di Eropa telah rontok. Bank-bank terus kehilangan miliaran euro senilai utang pemerintah. Investor tidak yakin berapa banyak lagi dana yang harus dibutuhkan untuk menyelamatkan di masa depan negara-negara zona euro yang terlilit utang.
Kepanikan jual saham bulan lalu dipicu oleh kekhawatiran bahwa lembaga keuangan utama Eropa sudah tidak mampu mengatasi krisis utang.
Presiden Eurogroup Jean-Claude Junker mengatakan bahwa menteri keuangan zona euro mencapai kesepakatan sebagai alternatif, tetapi situasi tetap tidak menentu dan terus memburuk.
Keadaan menjadi lebih buruk dengan munculnya laporan pekan lalu bahwa Yunani tidak mungkin dapat memenuhi target fiskal yang ditetapkan oleh Uni Eropa, Dana Moneter Internasional dan Bank Sentral Eropa.
Yunani telah berjuang untuk menerapkan langkah-langkah penghematan yang keras, yang bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran dan memenuhi persyaratan pinjaman bailout. Kurangnya kemajuan telah meningkatkan ketegangan antara Yunani dan kreditor Eropa.
Kemunduran terbaru datang setelah Yunani menandakan bahwa ia tidak akan maju dengan swap obligasi diusulkan dengan kreditor sektor swasta jika tingkat partisipasi turun di bawah 90%.
Eropa Akan Runtuh?
"Ini sangat membuat frustrasi," kata Natascha Gewaltig, direktur ekonomi Eropa untuk Ekonomi Aksi di London. "Mereka mengumumkan hal besar dan kemudian tidak pernah terjadi." Situasi politik tak menentu di Eropa dengan latar belakang suramnya ekonomi. Pada kuartal kedua, produk domestik bruto di 27 anggota Uni Eropa naik hanya 0,2% dibandingkan dengan kuartal kedua.
Mungkin jajaran Euro akan runtuh secara ekonomi dan politik, akibat krisis utang yang terus mendera mereka, tanpa mereka dapat menemukan solusi. Inilah sebuah fase baru Uni Eropa yang dilanda krisis ekonomi dan keuangan. Semuanya bermuara dari utang.
Dua negara yang menjadi pilar ekonomi di zona euro, Itali dan Perancis telah terperosok ke dalam utang, yang mencapai 90 % dari PDB nya. Jerman terlalu berat harus menanggung krisis utang di negara-negara zona euro, dan masih harus menanggung krisis di dalam negerinya.
Ekonomi Jerman terus melambat, dan pertumbuhan ekonominya negatif, sejak Jerman Barat bergabung dengan Jerman Timur menjadi Jerman, yang beribukota di Berlin. Karena Jerman harus mengeluarkan dana miliaran euro untuk mensejajarkan Jerman Timur yang miskin.
Inilah skenario yang paling buruk di hadapi oleh zona euro, dan bisa menyebabkan negara-negara di zona euro menjadi runtuh secara ekonomi dan politik. Nampaknya, situasi itu tak terelakkan. (mas)