Apa Yang Bisa Diharapkan Dari Presiden Filipina Untuk Muslim Moro?

Muslim Moro Filipina, pada hari Selasa kemarin, dengan hati-hati menyambut baik niat Presiden Benigno Simeon Aquino III untuk melanjutkan perundingan damai, berharap bahwa ucapan sang presiden menjadi kenyataan.

Pada hari Senin, Aquino mengatakan perundingan perdamaian dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), dapat dilanjutkan setelah Ramadan, pada tanggal 11 Agustus tahun ini dan berakhir pada 9 September.

Mohagher Iqbal, kepala perunding MILF, mengatakan kelompok Muslim terbesar itu sangat ingin untuk melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah selama mereka akhirnya akan mengarah pada kesepakatan politik, dan penentuan nasib Muslim di selatan Filipina.

Iqbal ingat bahwa semua presiden Filipina, sejak Corazon Aquino selalu punya "kata-kata bijak" untuk proses perdamaian.

"Kami berharap Presiden Noynoy akan membuat perbedaan," katanya.

"Apa yang dikatakannya adalah pernyataan pembuka, dia pasti ingin sekali melanjutkan proses perdamaian," kata Iqbal.

Dia juga mengatakan, bahwa "Aquino telah menunjuk seorang ketua untuk panel perdamaian pemerintah, Marvic Leonen. Ini adalah pernyataan yang positif."

Iqbal menambahkan, tantangan bagi Presiden membuat pernyataan itu kenyataan "karena teori dan praktek selalu berjauhan. Kami lebih daripada siap untuk mendiskusikan solusi politik dengan pemerintah," kata Iqbal dalam sebuah wawancara telepon.

"Pemerintah menyadari sepenuhnya posisi kami untuk memperluas tanah air Muslim dan mendapatkan saham yang lebih besar dalam pendapatan dari sumber daya strategis, seperti minyak, gas dan mineral. Tidak ada perubahan dalam posisi kami."

Setelah empat dekade konflik bersenjata antara negara Filipina dan Muslim Moro, kedua pihak sepakat untuk menandatangani perjanjian yang akan mengakhiri pertempuran. Namun, pengadilan tertinggi dari Filipina menyatakan perjanjian tersebut "ilegal" pada tanggal 4 Agustus, yang menyebabkan konflik kemudian berlanjut. (sa/wb)