Apa Kesamaan Mantan Agen CIA, Taliban, Dan Pejabat Lokal Afghanistan?

Ya, apa kesamaan mantan pejabat Taliban, mantan kepala badan Layanan Antar Intelijen Pakistan (ISI), dan mantan agen CIA?

Jawabannya mungkin tidak banyak, terlepas dari keyakinan mereka bahwa misi bersama pimpinan Amerika di Afghanistan berada di jalur yang salah dan risiko kegagalan total jika strategi Washington tidak pernah berubah.

Berbicara di Forum Al Jazeera di Doha minggu ini, mereka semua membeberkan penilaian mereka tentang situasi di Afghanistan.

Robert Grenier, mantan agen CIA itu, agaknya sudah mulai melihat masa depan negara Afghanistan bergerak menuju situasi yang muram. Penyebab paling besarnya apalagi kalau bukan gelombang pasang kekerasan pasukan asing yang ditempatkan di negara itu. Hamid Gul, mantan kepala ISI, bahkan lebih pesimis tentang proyek Barat di Afghanistan, ia berpikir bahwa perang telah hilang arah dan pilihannya hanya tersedia untuk koalisi atau pada cara yang terbaik yaitu menarik diri dari negara itu.

Wakil Ahmad Muttawakil, seorang mantan menteri luar negeri dalam pemerintahan Taliban satu dekade lalu, setuju bahwa pendekatan saat ini sama sekali tidak bekerja. "Perang berlangsung lebih buruk setiap hari," katanya lirih.

Ketiga orang itu juga sepakat bahwa satu-satunya cara untuk menghadirkan perdamaian di Afghanistan haruslah melibatkan Taliban dalam proses politik dan itu berarti berbicara kepada orang-orang yang sebelumnya dianggap sebagai "teroris" oleh para pemimpin Barat.

Beberapa momentum sebenarnya telah dijalankan untuk melakukan "bisnis moderat" dengan Taliban yang sesungguhnya telah meninggalkan kekerasan, dan kemudian meminggirkan sebagian yang lain dari kaum Mujahidin. Tapi Muttawakil mengatakan bahwa strategi ini akan gagal. "Hanya ada satu Taliban … mereka harus berbicara dengan orang yang tepat. Kita tidak harus memikirkan membagi Taliban. Mereka harus berbicara dengan para pemimpin Taliban. "

Oliver McTernan, direktur inisiatif pembangunan perdamaian Forward Thinking, memperingatkan bahwa membelah Taliban menjadi "moderat dan garis keras" bisa menjadi kontra-produktif dan mengatakan bahwa perundingan harus dimulai segera. Muttawakil mengatakan bahwa kehadiran Amerika di Afghanistan membuat Taliban juga sedang berjuang, bukan hanya Amerika itu sendiri.

Ini mungkin titik kuncinya. Taliban sama sekali bukan Al-Qaidah. Tujuan mereka terletak dalam batas-batas tanah Pashtun, tanah air mereka Afghansitan, tidak di jalan-jalan kota-kota Barat, apalagi ke World Trade Center, New York. Mereka hanya menyelematkan tanah airnya.

"Anda harus mengenyahkan label teroris yagn telah Anda sematkan kepada mereka. Pejuang kemerdekaan berjuang untuk negara mereka," kata Hamid Gul. (sa/aljzr)