Tokoh oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim resmi menjadi anggota parlemen setelah diambil sumpahnya di majelis rendah parlemen Malaysia, Kamis (28/8) pagi. Anwar, anggota Partai Keadilan yang menjadi partai oposisi di Negeri Jiran itu, berhasil mengalahkan Arif Shah Omar Shah dari Barisan Nasional dalam pemilu awal untuk wilayah Pematang Sauh.
Setelah diambil sumpahnya, Anwar Ibrahim, 61, akan mengetuai kelompok oposisi Pakatan Rakyat. Ia juga berhak untuk menghadiri rapat pengajuan anggaran negara yang akan disampaikan oleh perdana menteri Malaysia hari Jumat (29/8).
Anwar mengungkapkan kebahagiaannya bisa kembali berpolitik setelah bertahun-tahun "disingkirkan" oleh pemerintah Malaysia. "Saya senang sekali. Rasanya luar biasa, " kata Anwar.
Namun jajaran pejabat pemerintahan Malaysia nampaknya belum bisa menerima kehadiran Anwar. Ini terlihat dari ketidakhadiran mereka, termasuk Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi dan deputinya Najib Abdul Razak dalam acara pengambilan sumpah Anwar hari ini.
Pernyataan-pernyataan Anwar belakangan ini kerap membuat merah telinga pemerintahan yang berkuasa di Malaysia. Anwar secara terbuka mengatakan keinginannya untuk mengganti pemerintahan yang ada sekarang dan siap menjadi perdana menteri Malaysia alam pemilu bulan September mendatang.
"Rencana bulan September masih berjalan. Sudah jelas, perdana menteri yang sekarang berkuasa telah kehilangan mandat atas negeri ini.
Kemenangan Anwar memicu maki menguatnya desakan agar PM Abdullah Ahmad Badawi mundur dari jabatannya. Desakan itu juga diserukan Mahathir Mohmammad, tokoh yang mengedepankan Badawi untuk menjadi perdana menteri Malaysia. "Badawi harus bertanggung dan mundur dari jabatannya, " tukas Mahathir.
Mantan anggota parlemen dan politisi senior Malaysia Razaleigh Hamzah juga menilai Badawi sudah kehilangan kredibilitasnya menyusul kemenangan Anwar. Namun Badawi menolak tuntutan mundur terhadap dirinya. "Saya yakin, kita masih bisa melanjutkan pemerintahan ini, " kata Badawi pada kantor berita Malaysia, Bernama. (ln/aljz)