Menteri Kesehatan Zionis Israel secara resmi menyebutkan program besarnya untuk membangun sejumlah rumah sakit bawah tanah di wilayah Utara yang disebut sebagai daerah jajahan tahun 1948.
Pendirian rumah sakit yang menyerupai bunker bawah tanah itu, sebagai langkah antisipasi terjadinya peperangan yang hampir dipastikan meletus di Timur Tengah.
Kementerian Kesehatan Zionis juga menyebut bahwa rumah-rumah sakit ini akan didirikan sesuai standar kemampuannya untuk menunaikan misi pelayanan kesehatan dan pengobatan dalam semua kondisi perang. Termasuk situasi penggunaan senjata non-konvensional seperti rudal dan missil yang sangat mungkin jatuh ke wilayah jajahan Israel.
Surat kabar The Guardian terbitan Inggris melaporkan, Zionis berniat mendirikan rumah sakit tersebut setelah mereka melihat ragam geliat dan kesiapan Hizbullah Libanon yang semakin kuat.
Menurut analisa militer Israel, saat ini Hizbullah telah memperkuat persenjataan mereka tiga kali lipat dibandingkan beberapa waktu lalu saat mereka bertempur melawan agresi Israel. Israel sendiri telah mempersiapkan langkah memperkuat penjagaan di perbatasan dengan Libanon dengan menempatkan banyak senjata berat di sana. Wilayah yang paling dianggap rawan terhadap aksi serangan Hizbullah Libanon adalah wilayah Utara Israel.
Saat perang Israel-Hizbullah beberapa waktu lalu, ada ribuan rudal yang ditembakkan Hizbullah ke arah Israel dan sebagian besar jatuh di wilayah Utara. Serangan rudal Hizbullah menewaskan 43 penjajah Zionis. Sementara sekitar 400 ribu orang Israel memilih mengungsi ke tempat yang aman dari jangkauan rudal.
Pembangunan rumah-rumah sakit ini tentu saja menelan biaya besar. Menurut kalkulasi Zionis Israel, biaya pembangunannya menelan biaya minimal 114 juta dollar. (na-str/arrae, pic)