Sejak hari Minggu sampai hari ini, Senin (26/2), rakyat Kuwait merayakan hari kemerdekaanya, yang bertepatan dengan hari terbebasnyaKuwait dari perjanjian damai dengan Inggris Raya. Di samping itu, juga diperingati sebagai tahun ke-16 terbebasnya negeri kaya minyak itu dari pendudukan tentara Irak.
Sumber-sumber keamanan Kuwait menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan semua kekuatan polisi dan keamanan sejak Sabtu (24/2) sampai Selasa besok. Pihak keamanan mendirikan sejumlah posko keamanan di seluruh Kuwait dan akan mengalihkan arus lalu lintas dari pusat-pusat pesta rakyat. Pengamanan ketat itu dilakukan karena situasi keamanan kawasan regional Timur Tengah yang tak kondusif.
Saat ini kawasan Timteng tengah disibukkan agenda Irak yang makin rumit, belum lagi ancaman serangan AS terhadap Iran yang akan memicu kawasan itu semakin panas dan tak terkendali.
Perayaan kemerdekaan kali ini juga dinilai sebagai hari ‘kemerdekaan’ perempuan Kuwait. Pasalnya, seperti ditulis Kantor Berita Kuwait KUNA, hari kemerdekaan sekarang merupakan perayaan yang pertama di mana wanita Kuwait diizinkan untuk ikut serta dalam proses Pemilu, baik itu hak memilih maupun hak dipilih pada Pemilu 2006 lalu.
Aktifis perempuan Kuwait Nabilah ‘Anjari mengatakan, di antara hasil yang dipetik wanita Kuwait adalah tampilnya wanita Kuwait yang mendapatkan hak-haknya dalam hal pendidikan, kebudayaan dan bagaimana mereka berinteraksi dengan berbagai perstiwa dan situasi baru baik sebagai pemilih maupun yang dipilih.(ilyas/qp/kuna)