Penyelenggara unjuk rasa yang mencoba untuk menggulingkan rezim Presiden Hosni Mubarak telah meminta pendukung mereka untuk mengisi setiap ruang di ibukota Kairo pada hari Jumat ini (4/2), setelah dua hari pertempuran jalanan antara kubu pro-dan anti-pemerintah yang menandai sebuah krisis terburuk di negara itu.
Gerakan anti-Mubarak telah berjanji untuk mengintensifkan unjuk rasa untuk memaksa Presiden Mubarak turun hari Jumat ini (4/2).
Halaman Facebook yang memulai gerakan unjuk rasa mengatakan para pendukung anti Mubarak harus berkumpul pada siang hari Jumat ini di semua tempat yang ada di Mesir "sehingga kita bisa meletakkan paku terakhir di peti mati rezim Mubarak, dan menyatakan kemenangan revolusi 25 Januari".
Jumat akhir pekan di Mesir, jutaan orang akan menghadiri shalat Jumat di ribuan masjid di seluruh kota. Dan setelah shalat Jumat para demonstran akan kembali turun ke jalan menuju istana Mubarak untuk menuntut pengunduran dirinya.
Aksi hari Jumat ini para demonstran menyebutnya sebagai "Hari Keberangkatan" bagi Mubarak dari singgasananya.
Petugas militer tertinggi AS, epala Staf Gabungan Mike Mullen, mengatakan kepada Jon Stewart dalam acara "The Daily Show" bahwa ia telah berbicara dengan rekan-rekan militernya di Mesir menjelang unjuk rasa Jumat ini dan meyakinkan dirinya bahwa mereka (militer Mesir) tidak berniat menembak para demonstran anti Mubarak.