Anti-Islam, Muslim Bangladesh Tolak RUU Pemerintah Soal Harta Waris

Sudah tiga hari ini anak-anak muda Muslim di Bangladesh melakukan aksi protes terhadap rencana pemerintah untuk mengajukan draf undang-undang bahwa kaum perempuan akan diberikan hak yang sama dengan lelaki dalam pembagian harta warisan.

Selama tiga hari aksi protes tersebut, beberapa kali terjadi bentrokan antar pengunjuk rasa yang marah dengan aparat kepolisian, yang menyebabkan satu orang tewas dan 30 orang lainnya luka-luka, termasuk sembilan petugas polisi.

Komisaris Polisi kota Dhaka–ibukota Bangladesh–Benazir Ahmed mengatakan, pengamanan akan diperketat untuk mencegah bentrokan lagi. "Kami sudah mengerahkan aparat yang cukup ke seluruh ibukota," kata Ahmed.

Partai-partai di Bangladesh yang tergabung dalam Komite Implementasi Hukum Islam, menyerukan aksi protes itu, ketika pemerintah mengumumkan akan membuat undang-undang yang memberikan hak yang sama bagi kaum perempuan dalam pembagian harta waris. Berdasarkan undang-undang ini, lelaki dan perempuan berhak mendapat harta waris dengan jumlah yang sama

Wacana undang-undang ini sudah digulirkan sejak tahun 2008, yang juga memicu protes ribuan anak-anak muda Muslim di negeri itu.

Ketua Islami Oikya Jote, Mufti Fazhul Haque Amini mengatakan bahwa undang-undang semacam itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. "Islam menyatakan bahwa perempuan tidak akan pernah setara dengan laki-laki," kata Amini merujuk pada aturan pembagian harta waris menurut Islam.

Perdana Menteri Bangladesh Syaikh Hasina menolak alasan itu. "Kebijakan ini sudah diformulasikan berdasarkan Quran dan Sunah. Siapa yang lebih berkuasa, Allah yang Mahabesar atau Amini," tukas Hasina.

Ribuan anak muda yang melakukan aksi protes kebanyakan pada siswa sekolah Islam dan madrasah. Polisi menembakan peluru karet dan gas air mata dalam bentrokan yang terjadi Senin (4/4), serta menangkap 118 orang pengunjuk rasa.

Polisi menuding massa yang lebih dulu memprovokasi aparat. "Lebih dari 1.500 pengunjuk rasa tiba-tiba menyerang kami dengan batu dan tongkat dari bambu. Mereka juga membakar salah satu mobil polisi," kata Inspektur Shahidul Haq. (ln/oi)