Sebuah klub sepak bola terkenal Israel berencana merekrut dua pemain Muslim, tetapi penggemar klub tersebut berteriak anti-Arab dan anti muslim , dan hal itu memicu protes di tribun kala bertanding.
Pada pertandingan Liga Premier, Sabtu (Januari 26), supporter Beitar Jerusalem menggelar spanduk bertuliskan “Beitar akan selalu tetap murni”. Spanduk dan bendera tersebut dikibarkan oleh fans mereka dengan kalimat memprotes niat pemiliknya untuk memiliki dua pemain berasal Muslim Chechnya.
Klub Beitar adalah club dibawah kepanjangan politik Israel sayap kanan dan satu-satunya tim sepak bola terkemuka di negara tersebut yang tidak pernah memasukkan pemain Arab karena adanya tekanan pendukungnya.
Seorang pemain Muslim asal Nigeria yaitu Ibrahim Nadalla,pernah berada di tim tersebut hanya sesaat pada tahun 2005 dan tidak bertahan lama disana karena mengalami permusuhan dari para pendukungnya.
Polisi pada saat pertandingan menangkap tiga pendukung atas dugaan penghasutan, dan setidaknya salah satu dari mereka telah diproses pengadilan di Jerusalem pada hari Minggu, juru bicara polisi Micky Rosenfeld mengatakan.
Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) mengatakan akan mengambil tindakan disipliner terhadap klub. Pengadilan IFA mengatakan bahwa Beitar Jerusalem “tidak melakukan upaya yang sungguh sungguh dan jujur untuk memerangi nyanyian rasis fans ‘”.
Beitar Jerusalem dimiliki oleh milyarder yahudi kelahiran Rusia Arkady Gaydamak . Ia mengatakan ia tidak akan ada masalah berarti memboyong dua pemain asal Chechen, Zaur Sadayev dan Dzhabrail Kadiyev, dari liga utama Rusia klub Terek ke Israel dalam sepekan kedepan.
Warga Arab dan muslim yang menetap di Israel sekitar 20 persen dari populasi Israel sebesar 7,8 juta dan banyak di antaranya klub sepak bola yang memiliki pemain Arab, beberapa pemain keturunan Arab juga ada yang dimasukkan dalam tim nasional Israel.
Beitar Jerusalem kini di tempat keempat di Liga Premier, posisi aman yang bisa tampil bermain klub Eropa musim depan.