Council American Islam Relation (CAIR), sebuah badan asosiasi Muslim di Amerika beberapa waktu lalu memprotes keras pemimpin anggota kongres dari Partai Republik, Peter King yang mengatakan, "Di negara ini sudah terlalu banyak masjid. "
CAIR juga melakukan kontak dengan Rudi Giuliani, kandidat presiden dari Partai Republik untuk mencopot Peter King dari kursi anggota konggres karena komentarnya yang bernada Islamofobia.
Dalam wawancara dengan Daniel Pipes, seorang wartawan Amerika yang terkenal anti Islam, Peter King berkata, "Sayangnya, kita memiliki terlalu banyak masjid di negara ini. Terlalu banyak orang yang bersimpati pada Islam radikal. Dan kita mesti berhati-hati atas hal ini. Kita harus mencari cara bagaimana caranya agar bisa melakukan infiltrasi untuk mengatasi masalah ini. "
Bagi Peter King, jumlah Muslim dan masjid yang kian banyak di Amerika Serikat adalah ancaman tersendiri. "Ini adalah ancaman yang sangat nyata bagi Amerika, " ujarnya ketus.
Peter King adalah salah seorang penasihat keamanan Rudi Giuliani. Ia mengatakan, masjid yang tersebar di penjuru Amerika ini dioperasikan dan dijalankan oleh kelompok-kelompok Islam radikal.
"Saya pikir sudah saatnya kita melakukan perbaikan dalam bidang politik, terutama masalah perizinan. Bagi saya, jika seorang dari Timur Tengah masuk ke negara ini, dia harus ditanya dengan pertanyaan yang lebih banyak agar lebih aman, " sarannya dalam wawancara tersebut.
Ini bukan kali pertama, Peter King mengatakan sesuatu yang melukai komunitas Muslim di Amerika. Pada tahun 2004 ia mengatakan bahwa 85% pemimpin Muslim di Amerika adalah duri dalam daging bagi Amerika.
Direktur Ekskutif CAIR, Jihad Awad mengatakan, "Retorika yang dikatakan oleh Peter King dan juga Daniel Pipes akan meningkatkan atmosfir rasial di Amerika, terutama pada komunitas Muslim. " Buktinya memang, terjadi peningkatan angka kekerasan yang didasari sentiman agama di Amerika. Salah satunya adalah kasus penyerangan penguasaha Muslimah di distrik yang diwakili oleh Peter King. CAIR sudah melaporkan kepada FBI. (Herry Nurdi/ Muslim News)
