Para analis politik di AS menilai Presiden AS George W. Bush sudah kalah dalam "perang" panjangnya melawan Iran. Kekalahan itu ditandai dengan pengiriman bahan bakar nuklir oleh Rusia ke instlasi nuklir Iran di Bushehr.
Laporan NIE yang menyatakan bahwa Iran sudah menghentikan pembuatan senjata nuklirnya sejak tahun 2003, membuat AS tidak punya pilihan lain selain mengakui bahwa AS tidak bisa lagi meminta Rusia untuk menahan pengiriman bahan bakar tersebut.
"Jika Rusia mau melakukan itu, saya dukung, maka Iran tidak perlu belajar bagaimana melakukan pengayaan uranium. Jika Iran menerima uranium untuk keperluan sipil yaitu membangun pembangkit energi nuklir, maka Iran tidak perlu belajar tentang pengayaan uranium, " kata Bush mengomentari bantuan Rusia pada Iran.
Sejumlah analis politik di AS, seperti dikutip surat kabar New York Times edisi Selasa (18/12) mengatakan, AS sudah gagal dalam upayanya menghalang-halangi kerjasama nuklir antara Teheran dan Rusia, dengan cara perang psikologis.
"Pemerintahan Bush kini merasakan pahitnya, karena tidak bisa mengkritik secara terbuka tindakan Rusia, " demikian isi sebuah artikel di New York Times. (ln/presstv)