Amerika Siaga I, Jembatan Michigan Diancam Bom

Amerika tampaknya sedang sangat paranoid pekan-pekan ini. Pasalnya, setelah klaim teror penerbangan di bandara Heathrow, London, tersebar berita jembatan Mckinac di Michigan diancam diledakkan oleh teroris. Jembatan yang menghubungkan bagian Upper dan Lower Michigan yang memiliki panjang lima mil ini, Senin kemarin kabarnya akan diledakkan dari jarak jauh.

Kepolisian Michigan tak lama setelah ancaman bom ini beredar, menangkap tiga orang warga Amerika keturunan Palestina. Ketiganya ditangkap karena membeli 80 telepon seluler di Caro Wal Mart. Penangkapan ini dilakukan setelah pihak super market melaporkan pembelian handphone dalam jumlah besar ini kepada polisi.

Namun penangkapan ini dipermasalahkan karena penuh dengan warna sentimen rasialis Amerika terhadap warga-warga keturunan Arab. Menjawab hal ini, Pimpinan Detektif Michigan, Letnan Chuck Custard mengatakan, "Departemen bertindak tidak berdasarkan prasangka, tapi berdasarkan laporan swalayan yang mencurigai pembelian seluler besar-besaran."

Tapi keucrigaan aparat keamanan tersebut ditolak oleh pihak tertuduh. Kepada wartawan, pengacara tiga penduduk Texas keturunan Palestina yang ditangkap mengatakan, pembelian handphone dalam jumlah besar tersebut untuk dijual kembali karena kliennya adalah pedagang alat-alat elektronik. Ketika ditangkap, di dalam mobil ketiganya memang ada handphone dalam jumlah yang besar, sebanyak 1.000 handphone untuk dipasarkan kembali.

Ketiga penduduk keturunan Palestina ini adalah, Marwan Awad Muharib dari Texas, Adham Abdulhamid Othman dari Sallar dan Louai Abdulhamid Othman dari Mesquite, Texas. Ketiganya ditahan dan bisa dibebaskan dengan jaminan masing-masing 750 ribu dolar Amerika. Lina Odeh, isteri dari salah seorang yang ditangkap polisi mengatakan, dirinya yakin suaminya ditangkap karena sentimen anti Arab yang telah menjangkiti aparat keamanan Amerika.

Jurubicara FBI setempat memberikan informasi, saat ini seluruh jajaran keamanan Amerika, terutama wilayah Michigan meningkatkan keamanan, termasuk meningkatkan intensitas patroli air dan memperketat penjagaan pantai. Selain memperketat penjagaan garis pantai, keamanan Amerika juga memperketat pemeriksaan di bandara-bandara. Seluruh penumpang disarankan untuk tidak membawa barang bawaan ke dalam kabin pesawat, kecuali handphone dan komputer jinjing. Para penumpang harus menjalani pemeriksaan dari ujung kepala hingga kaki, bahkan diharuskan untuk melepas alas kaki yang terbuat dari apa saja, karet, plastik dan juga kulit.

Selain itu, penumpang pesawat juga tidak diperbolehkan membawa cairan dalam bentuk apapun, termasuk air minum, obat-obatan dan juga obat tetes mata, maskara, make up perempuan juga dilarang, kecuali lipstik. Para penumpang pesawat mengeluhkan perubahan prosedur keamanan yang berbelit-belit ini. Selain melelahkan dan makan waktu yang lebih panjang, prosedur keamanan sering berubah-ubah. Beberapa waktu lalu penumpang diperbolehkan membawa air minum ke dalam kabin, dan juga peralatan make up. Tapi sekarang hal tersebut dilarang, bahkan penumpang diharuskan melepas sepatu mereka saat boarding pass.

Begitu juga dengan barang bawaan, sekarang seluruh barang bawaan penumpang melalui screening lebih banyak daripada biasanya. Setelah klaim teror pesawat yang terjadi di London, Amerika memang menyatakan status Siaga I bagi keamanan seluruh bandara. Menurut Peter deFazio, anggota Komite Keselamatan Nasional Amerika yang juga dari Partai Republik, parlemen menyetujui cairan dilarang dibawa masuk ke kabin pesawat setelah mempelajari kasus yang terjadi pada tahun 1994-1995. Pada tahun itu, sebuah operasi teroris bersandi Bojinka berhasil menyelundupkan masuk bahan peledak berbentuk cair ke dalam belasan pesawat. Menurut sumber intelijen, bahan peledak yang akan digunakan untuk meledakkan 10 pesawat yang terbang dari Inggris ke Amerika berbahan cair, karenanya semua jenis cairan dicurigai dan dilarang. (na/str/lat)