Amerika Serikat Pergi Dari Afghanistan?

Dengan terbunuhnya Usama bin Laden telah memicu perdebatan di kalangan pemerintahan Amerika Serikat untuk melakukan penilaian ulang perang di Afghanistan. Apakah akan tetap berada di Afghanistan dengan tujuan yang lebih luas untuk memerangi terorisme di kawasan itu? Sebaliknya, Amerika Serikat akan meninggalkan Afghanistan?

Pandangan para anggota Kongres, militer dan pemerintahan Obama sedang mempertimbangkan tujuan, strategi, anggaran serta otoritas yang mendasari konflik yang kini hampir satu dekade itu.

Dua senator berpengaruh – John Kerry, Demokrat dari Massachusetts, dan Richard G. Lugar, Republik dari Indiana, Selasa,  menyarankan bahwa sudah waktunya untuk memikirkan kembali kebijakan  perang  di Afghanistan. Membuat perkiraan awal dari apa yang dijanjikan Presiden Obama, yang sekarang menjadi perdebatan sengit tentang rencana Amerika harus mulai menarik pasukan dari kawasan itu.

"Kita harus bekerja keras membuat langkah kebijakan yang diperlukan, kehadiran warga Afghanistan yang bertanggung jawab mengatasi masalah keamanan mereka," kata John Kerry, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika. "Jangan membuat kesalahan, yang secara fundamental tidak mungkin terus melanjutkan perang yang tanpa batas, yang sudah menghabiskan angaran $ 10 miliar dolar setiap bulannya, guna membiayai operasi militer besar-besaran, sampai sekarang belum terlihat akan berakhir", ujar Kerry.

Tetapi, baik Mr Kerry dan Mr Lugar, komite senior Republik, mengatakan mereka tetap menentang penarikan pasukan Amerika Serikat secara tergesa-gesa dari Afghanistan.

Sementara itu, Richard Lugar mengatakan, "Sebuah penilaian ulang kebijakan Afghanistan harus kita lakukan, yang pada dasarnya apakah kepentingan kami secara geostrategis bermanfaat, dan telah menghabiskan sekitar $ 10 miliar dolar sebulan, tanpa bisa menciptakan stabilitas di kawasan itu".

Sekarang serangan yang dilakukan Taliban semakin meningkat di musim semi ini. Ini menggambarkan betapa rapuhnya, kemampuan militer Amerika Serikat dan Nato, yang berusaha mengakhiri peran Taliban dalam konflik di Afghanistan. (mh/tnt)