Apa yang salah dengan AS? Menyusul resesi ekonomi global yang menghantam negara Paman Sam itu, berturut-turut AS didera krisis yang terjadi saling menyusul antara bidang satu dengan bidang lainnya. Kali ini, dari pendidikan AS. Sejak dua tahun belakangan ini, semakin banyak saja anak-anak muda AS yang tak mau bersekolah. Umumnya, mereka sengaja putus sekolah pada usia sekolah menengah atas (SMA).
Sekarang, di AS lumrah pemandangan anak-anak remaja AS menyerbu berbagai tempat keramaian, seperti mall atau kafe. Mereka menghabiskan waktu di sana dengan berbagai aktvitas; bersenda gurau, mendengarkan musik, ataupun bermain video game. Yang mereka perbincangkan pun hanya seputra hal-hal yang tak begitu penting. Sejak dua tahun lalu, Majalah Time, AS terus intens mengadakan penelitian pada anak-anak SMA di AS.
Setiap tahunnya, sekitar 100 orang dari satu angkatan di satu SMA mengalami putus sekolah. Angka ini terus menanjak setiap tahunnya. Dan jumlah 100 orang ini berguguran dengan berbagai sebab, terjerat narkoba, tidak percaya lagi kepada instusi pendidikan, namun lebih dari separuhnya karena sudah mempunyai bayi. Menurut penelitian sejumlah ahli pendidikan di AS, jika dikalkulasikan 1 dari 3 sekolah di AS tidak mempunyai lulusan setiap tahunnya..
Banyak hal yang menyebabkan ini terjadi. Selain resesi yang makin menghebat, perhatian pemerintah AS terhadap pendidikan pun masih dianggap kurang. Bahkan angka anak putus sekolah ini saja tidak mendapat tanggapan serius dalam stimulus yang dicanangkan oleh Barack Obama. Para peneliti dan ahli pendidikan AS khawatir bahwa AS tengah terjun bebas menuju sebuah drop-out nation yang paling besar di seluruh dunia. (sa/tm)