Aliran Listrik di Jalur Ghaza Akan Diputus Selama 8 Jam Setiap Hari

Ketua otoritas sumber daya energi untuk kawasan Ghaza, Kanan Obeid menyatakan, pihaknya terpaksa memutus aliran listrik di kawasan itu selama delapan jam setiap hari.

Pemutusan aliran listrik, kata Obeid, dilakukan untuk menghemat penggunaan persediaan bahan bakar untuk wilayah Jalur Ghaza, karena rejim Zionis Israel kembali akan mengurangi pengiriman bahan bakar ke wilayah Ghaza.

"Kami mengalami kekurangan bahan bakar, oleh sebab itu kami memutuskan untuk mengurangi penggunaan listrik mulai hari ini. Listri akan diputus selama delapan jam setiap hari, " jelas Obeid.

Sejak hari Sabtu pekan kemarin, pelayanan listrik di Jalur Ghaza sudah dikurangi 10 persen. Pasalnya, rejim Zionis bukan hanya mengurangi pengiriman suplai bahan bakar, tapi juga melarang impor mesin diesel ke Jalur Ghaza, yang digunakan untuk keperluan industri.

Atas tindakan rejim Israel itu, perusahaan listrik di Ghaza menyatakan akan mengajukan gugatan ke pengadilan tinggi.

Sejak menyatakan Jalur Ghaza sebagai wilayah musuh tanggal 28 Oktober 2007, rejim Zionis Israel selama beberapa sempat mengurangi suplai bahan bakar ke wilayah itu. Akibat ketidaktersediaan bahan bakar, terutama untuk pembangkit tenaga listrik, pelayanan listrik jadi terganggu dan warga Ghaza sempat hidup dalam "kegelapan. "

Selain itu, kata aktivis hak asasi manusia Sari Bashi, dampak pengurangan suplai bahan bakar dan pemutusan impor diesel juga berdampak buruk bagi rumah-rumah sakit, layanan sosial masyarakat dan sumur-sumur yang menggunakan mesin.

"Ini jelas merupakan pelanggaran hukum internasional, " tukas Bashi. (ln/presstv)