Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan, ia tidak akan terseret ke dalam perang saudara. Meskipun bentrokan antara pasukan pemerintah dan pejuang setia kepada pemimpin kelompok suku yang kuat yang memihakoposisi, dan berusaha untuk menggusur Ali Abdullah dari kekuasaannya.
"Apa yang terjadi adalah tindakan provokatif untuk menyeret kita ke dalam perang saudara. Tetapi ini terbatas pada anak Ahmar," kata Saleh kepada wartawan, Rabu, menunjuk Sadiq Al-Ahmar, yang menjadi kepala federasi suku Hash.
"Mereka memikul tanggung jawab, karena telah menumpahkan darah warga sipil tak berdosa. Sampai detik ini, mereka menyerang kementerian dalam negeri.. Tapi kita tidak ingin melebarkan konfrontasi", tegas Saleh.
Saleh mengatakan negaranya tidak akan menjadi negara gagal, atau tempat yang aman bagi Al Qaeda, dan bahwa ia terus berkoordinasi dengan pemerintah AS dalam memerangi kelompok.
"Yaman, saya harap, tidak akan menjadi negara yang gagal atau Somalia lain. Orang-orang masih berusaha mencapai transisi damai kekuasaan," tambah Saleh kepada a Reuters.
Saleh juga mengatakan siap menandatangani terbentuknya pemerintahan transisi kekuasaan yang ditengahi oleh GCC, dan ia akan meninggalkan kekuasaan, dan bagian dari oposisi.
Saleh telah diperkirakan akan menandatangani kesepakatan, yang telah ditandatangani oleh kedua pemimpin oposisi dan anggota partai yang berkuasa, pada hari Minggu, tetapi membatalkannya – ketiga kalinya dia melakukan pembatalan.
Tapi Abdul Latif al-Zayani, sekretaris jenderal GCC, mengatakan pada Rabu ia bersedia untuk kembali ke Sanaa, dengan harapan jelas bahwa Saleh akan menandatangani kertas sesegera mungkin.
Proposal GCC, yang mengharuskan Saleh turun dari kekuasaannya dalam waktu 30 hari, sebagai imbalan atas imunitas dari tuntutan hukum, dan proposal ini telah didukung oleh kekuatan barat.
William Hague, sekretaris luar negeri Inggris, pada hari Rabu meminta Saleh untuk menandatangani kesepakatan itu "sesegera mungkin".
"Ini bukan masalah menerima perintah dari kekuatan asing, itu adalah demi kepentingan negara Yaman, karena akan terjadi transisi kekuasaan dalam kesepakatan yang telah dimediasi", ujar Hague.
Pertempuran di Sanaa, ibukota Yaman, dilanjutkan Rabu setelah jeda semalam. Ia mengatakan pasukan oposisi telah menguasai sejumlah kementerian, termasuk kementerian dalam negeri.
Saksi mata mengatakan pada Rabu bahwa suku setia pada al-Ahmar juga mengambil alih kantor Saba, kantor berita milik negara, dan Yemenia, perusahaan penerbangan nasional. Nampaknya, Ali Abdullah Saleh tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi, menghadapi kelompok-kelompok suku yang sudah memberontak.(mh/aljz)