Perdana Menteri Slovenia Alenka Bratusek akhirnya secara simbolis meletakkan batu fondasi masjid pertama di negara itu , setelah 44 tahun umat Islam disana berjuang untuk permintaan pembangunan Masjid di negara itu.
Bratusek menyatakan langkah tersebut adalah sebuah ” simbolis kemenangan terhadap segala bentuk intoleransi agama ” , menambahkan bahwa Eropa tidak akan menjadi kaya budaya tanpa kehadiran Islam.
Sekitar 10.000 orang menghadiri acara tersebut pada hari Sabtu , termasuk Walikota Ljubljana, Zoran Jankovic , dan menteri dari negara Qatar yang membantu mendanai proyek tersebut .
” Kami sangat senang dapat memulai proyek ini di Ljubljana , yang dengan demikian kota menjadi lebih plural , ” kata Mufti Nedzad Grabus , wakil komunitas Islam Slovenia.
Pembangunan akan dimulai pada bulan November tahun ini dan harus selesai pada akhir musim gugur 2016. Biaya proyek , adalah US $ 16 juta , 70 persen di antaranya disumbang oleh Qatar .
” Ini berarti dunia bagi saya , ” kata Sahra Kacar , yang lahir pada tahun yang sama dengan permohonan resmi yang pertama kali untuk membangun masjid di Ljubljana diajukan . ” Kami akan memiliki tempat untuk sholat , daripada sekarang hanya menggunakan berbagai ruang publik . ”
Proposal untuk pembangunan masjid ini sering ditahan prosesnya oleh pejabat setempat , beberapa di antaranya mencoba untuk memaksa referendum mengenai masalah ini pada tahun 2004 .
Lima tahun kemudian , sekitar 12.000 orang menandatangani petisi yang menyerukan referendum , tetapi sekali lagi Mahkamah Konstitusi Slovenia memutuskan melawan pengajuan itu dengan alasan kebebasan beragama .
Slovenia adalah negara bermayoritas Katolik dengan dua juta orang , dimana di antaranya ada sekitar 50.000 Muslim . (Aljazeera/Dz)