Arsitek pelarangan burqa di Perancis menuduh Inggris telah kalah dalam pertempuran melawan ekstremisme Islam karena gagal untuk memperkenalkan larangan terhadap burqa.
Jacques Myard, anggota senior partai UMP yang berkuasa di bawah kepemimpinan Presiden Nicolas Sarkozy, mengatakan kebijakan ‘santai’ Inggris telah membuka pintu untuk terorisme". Dia menambahkan: "Mengizinkan perempuan untuk mengecualikan diri dari lingkungan masyarakat dengan mengenakan cadar membuat kelompok radikal menjadi sangat nyaman, dan Inggris harus menyadari hal ini."
Myard membuat pernyataan blak-blakannya ini ke wartawan Inggris di Qatar- di mana ia membela negaranya yang baru-baru ini melarang pemakain cadar – di Yayasan Debat Qatar Doha, yang disiarkan oleh BBC akhir pekan ini.
Kata-katanya ini akan mengobarkan kembali ketegangan antara London dan Paris pada tahun kelima dari serangan pemboman 7/7 London, yang oleh Perancis secara tegas menyalahkan lemahnya kepolisian Inggris.
Mengacu pada insiden serangan tahun 2005 dimana 52 orang meninggal dan 107 orang mengalami luka-luka Myard menambahkan: "Inggris telah mengalami sejumlah kegagalan tingkat tinggi dalam memerangi ekstremisme dalam beberapa tahun terakhir. Ini sebenarnya dapat dicegah jika semua tanda-tanda ekstrimisme bisa diatasi,sebagaimana yang kami terapkan di Perancis.
Ketika ditanya apakah Inggris harus memperkenalkan larangan burqa juga, Myard menjawab: "Tentu saja – hal itu adalah penting untuk memastikan bahwa ekstremisme bisa dicegah."
Meskipun memberikan pertahanan yang kuat terkait larangan burqa dalam debat di Qatar, Myard akhirnya kalah dalam Debat Doha yang berjudul ‘This House believes France is right to ban the face veil’. Ia dikalahkan oleh tim wartawan London, yang terdiri dari Mehdi Hassan dan Nabila Ramdani.
Sekitar 350 juta orang di 200 negara menonton perdebatan tersebut ketika disiarkan oleh saluran termasuk BBC World pada hari Sabtu dan Minggu kemarin. (fq/dailytelegraph)