Anggota legislatif (aleg) dari Hamas, Ahmed Abu Halabeya menilai Presiden Palestina Mahmud Abbas dan ‘orang-orang di sekitarnya’ tidak serius untuk melakukan dialog antara Fatah dan Hamas untuk mengakhiri pertikaian antara kedua faksi terbesar di Palestina itu.
"Dia (Abbas) dan orang-orang disekelilingnya tidak berniat untuk mencapai hasil yang positif untuk kepentingan rakyat Palestina dan mengakhiri perpecahan internal yang terjadi saat ini, " kata Halabeya dalam pernyatannya seperti dikutip kantor berita China, Xinhua.
Meski demikian, Halabeya menyatakan, Hamas tetap membuka diri jika Abbas mau datang ke Ghaza untuk berdialog dan mengakhiri perpecahan di Palestina. Dan ia menjamin keamanan Abbas selama di Ghaza.
"Pintu di Ghaza selalu terbuka lebar untuk Presiden Abbas karena ini adalah negaranya… dan Abbas akan mendapatkan pengamanan yang lebih baik jika datang ke Ghaza dibandingkan dengan pengamanan dari aparatnya, " ujar Halabeya.
Ia mengatakan, Abbas berada dalam tekanan AS yang memang menginginkan terjadi jalan buntu dalam setiap dialog Fatah-Hamas. "AS tidak memberi izin pada Abbas untuk melakukan dialog yang serius dengan Hamas, " kata Halabeya.
Sejak Abbas mencopot Ismail Haniyah dari jabatan perdana menteri, disusul dengan penguasaan Jalur Ghaza oleh Hamas, Fatah dan Hamas tidak pernah melakukan dialog secara langsung. Sejak itu pula, para pimpinan Hamas beberapa kali mengatakan membuka diri untuk melakukan pembicaraan dengan Fatah untuk mengakhiri pertikaian mereka. Baru bulan Juli kemarin, Abbas menyinggung dialog dengan Hamas lewat mediasi Mesir. (ln/presstv)