Negara Islam baru-baru ini merilis apa yang dikatakan dalam sebuah surat yang ditulis oleh jurnalis Amerika-Israel yang dibunuh , Steven Sotloff hanya beberapa hari sebelum eksekusi, dan IS membenarkan alasan pembunuhan itu karena Sotlof adalah seorang Yahudi.
Sotloff dieksekusi oleh IS setelah eksekusi James Foley, sebagai pembalasan atas kampanye udara pimpinan AS terhadap posisi IS di Irak.
Dalam edisi terbaru majalah IS berbahasa Inggris, Dabiq, IS merespon semua kritik atas eksekusi wartawan dan pekerja sosial Sotloff dengan menjelaskan karena yang bersangkutan memiliki kewarganegaraan Israel.
“Steven Sotloff bukanlah sekedar menggambarkan ia seorang jurnalisme barat , tetapi ia adalah seorang Yahudi dan berwarga negara Yahudi,” artikel itu menyebutkan.
Perlu dicatat, aktifitasnya , selain bekerja untuk beberapa media utama AS seperti Times , Kebijakan Luar Negeri AS dan lembaga Christian Science , Sotloff juga melakukan pekerjaan freelance untuk dua media Israel: Jerusalem Post dan Yerusalem Report.
“Perang melawan Islam dengan Taghut adalah perang media serta perjuangan militer dan intelijen. Hal ini tidak mengherankan kemudian banyak puluhan pekerja jurnalistik, pekerja sosial yang dipekerjakan oleh Yahudi. Ini operasi intelijen yang dilakukan oleh negara dan media Yahudi, “artikel itu menjelaskan . (JL/KH)