Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyerukan para penduduk desa Zionis Sidirout yang masuk dalam wilayah rampasan Zionis tahun 1948, untuk pergi meninggalkan wilayah tersebut. Dalam pernyatannya, Al-Qassam menyatakan wilayah itu kini telah berada dalam jangkauan misil yang telah dimodifikasi. “Mereka tidak akan hidup dengan aman selama rakyat Palestina tetap melakukan perlawanan terhadap penjajahan Zionis atas Palestina,” tandas pernyataan Izzuddin Al-Qassam seperti dirilis Palestine Information Center.
Menurut Al-Qassam, peluncuran misil atas sejumlah pemukiman Zionis yang melingkari utara dan Selatan Ghaza akan terus dilakukan dan ditingkatkan kualitasnya. “Agar para musuh itu tahu bahwa misil harus dibalas dengan misil, dan kami menganut prinsip pembalasan setimpal atas kezaliman, selama kezaliman dan pembantaian berlangsung.”
Menurut Abu Ubaidah, jubir Al-Qassam yang menggelar konferensi pers hari Rabu (1/11), kehadiran pasukan Israel di Ghaza tidak akan membuat gentar perlawanan. “Tidak mudah memasuki wilayah Ghaza sebagaimana yang diselorohkan oleh Zionis Israel. Itu karena mereka belum mengetahui hakikat Ghaza. Kami dalam brigade Al-Qassam berikut seluruh pejuang perlawanan Palestina telah melakukan persiapan yang belum pernah ada bandingnya untuk menyambut mereka. Musuh Israel akan mendapatkan bahwa kekuatan perang yang dimiliki perlawanan telah bertambah baik, dan itu akan mengejutkan mereka setiap kali mereka satu langkah maju mendekati Ghaza.”
Abu Ubaidah menambahkan, bahwa masalah sandera Ghilad Shalit yang kini berada di tangan para pejuang Palestina, adalah kartu as bagi pejuang Palestina, dan kartu itu akan digunakan sebaik-baiknya. “Kami akan menjaga kartu itu ada di tangan kami dan tidak akan kami sia-siakan selama fase perundingan itu berada pada keuntungan pihak pejuang Palestina. Kami masih memegang utuh kartu itu,” ujarnya. Menurutnya, dalam perkembangan terakhir perbincangan soal pertukaran tawanan, pihak Zionis Israel mulai mau mengikuti persyaratan yang diajukan pihak Palestina berupa pembebasan seluruh tawanan anak-anak di bawah umur dan kaum wanita. (na-str/pic)