Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas menyingkap sejumlah kedustaan dari bukti yang diajukan Presiden Abbas soal rencana pembunuhan dirinya oleh pejuang Hamas.
Menurut jubir Al-Qassam, Abu Ubaidah, dalam jumpa persnya, “Sejumlah gambar yang ditayangkan oleh pihak Abbas ke televisi Palestina adalah gambar dusta. ”
Abu Ubaidah lalu menjelaskan adanya pernyataan yang kontradiktif dalam siaran tersebut. Di awal penampilannya, disebutkan bahwa lorong bawah tanah itu digali di bawah rumah Presiden Mahmud Abbas, tapi ternyata setelah itu, Abbas menyatakan hal yang berbeda dan menegaskan bahwa lorong bawah tanah itu dilakukan di bawah Jalan Shalahuddin, untuk membunuh dirinya. “Fakta ini jelas memunculkan tanda kedustaan yang jelas, ” ujar Abu Ubaidah.
Ia menambahkan bahwa pihak Al-Qassam juga mempunyai sejumlah teks tertulis dari sejumlah surat yang ditulis Abbas untuk skenario pembunuhan dirinya. “Apa yang telah disiarkan oleh media massa itu 70 persen sesuai dengan apa yang ada dalam skenario itu. Karena ada sejumlah materi foto yang belum ditayangkan dan lorong bawah tanah itu menyimpan berbagai rudal yang digunakan dalam berbagai aksi perlawanan terhadap Zionis. Dan ini artinya, merupakan rekaman gambar lama. Lorong bawah tanah itu adalah lorong yang digunakan para pejuang untuk menyerang Zionis. ”
Selain itu, Al-Qassam juga mengaku menemukan banyak dokumen dari gedung komando keamanan Presiden yang telah dikuasainya di Ghaza. Dokumen-dokumen itu, tambahnya, menegaskan adanya kolaborasi antara Abbas dengan Zionis Israel untuk mematahkan perjuangan Hamas. Antara lain, dokumen yang berisi informasi detail tentang pelatihan khusus yang dilakukan Hamas untuk menyerang Zionis, dan juga keterangan sikap sayap pengamanan presiden untuk menyerang para pejuang Hamas.
Al-Qassam bahkan mempersilahkan perwakilan pers untuk turut masuk ke dalam istana presiden di Ghaza untuk membuktikan kedustaan yang diklaim Abbas bahwa Hamas telah menghancurkan istananya. “Kami sama sekali tidak menghancurkan alat-alat yang ada di istana presiden, tidak sama sekali, ” ujar Abu Ubaidah.
Ia menambahkan bahwa aksi penjarahan sebenarnya hampir terjadi di istana presiden dan gedung komando pengamanan tapi Al-Qassam berhasil menghalanginya. (na-str/ikhol)