Palestina rupanya sedang berada dalam skenario untuk dibuat rusuh. Insiden tembak menembak yang terjadi antara pendukung Hamas dan Fatah pun diluruskan oleh Abu Ubaidah, komandan batalyon Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Ia menegaskan bahwa kelompok bersenjata yang melakukan penembakan terhadap anggota Al-Qassam hingga menewaskan salah satu pimpinan lapangannya dan melukai sejumlah lainnya di Beit Hanun, adalah “kelompok yang sudah dikenal dan dikaburkan”.
Menjelaskan tentang terjadinya tragedi kontak senjata yang akhirnya menewaskan salah satu anggota Al-Qassam itu, Abu Ubaidah mengatakan, “Semula kami mengira tembakan itu berasal dari tank-tank Zionis Israel. Karena pada waktu yang sama para pejuang Al-Qassam memang tengah melakukan latihan di sejumlah lokasi di Beit Hanun. Tapi ternyata tembakan itu berasal dari mobil yang dikendarai oleh orang-orang yang menyamar. ” Kelompok dalam mobil itu menurut Abu Ubaidah ingin mengacaukan situasi kesepakatan yang sudah terjadi antar rakyat Palestina.
Abu Ubaidah mengingatkan bahwa peristiwa tembakan itu terjadi tidak lama setelah pernyataan PM Palestina Ismail Haniyah, yang optimis bahwa pemerintahan koalisi akan segera dideklarasikan pada hari Rabu atau Kamis pekan ini. “Itulah sebabnya mereka ingin mengacaukan situasi. Khususnya peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah adanya tembakan yang diarahkan kepada Menteri Urusan Tahanan Palestina di utara Tepi Barat.
Dalam kesempatan berbeda, Hamas menolak pemberitaan tentang keterlibatan gerakannya dalam penyerangan bersenjata kepada Syaikh Abdul Majid Syanar, imam masjid di kota Salfiet, utara Tepi Barat. Menurut Hamas, sejumlah orang bersenjata telah melakukan serangan ini, dan mereka adalah orang-orang yang ingin memperkeruh situasi, merobek kesepakatan damai, mengarahkan keadaan dari jalurnya yang benar, memunculkan ketakutan pada rakyat Palestina.
Dalam pernyataan sikapnya yang disampaikan pada Palestine Information Center, Hamas mengatakan, “Hari ini kami berada di depan peristiwa yang sangat penting dan berbahaya. Ini juga masalah asing yang terjadi di tanah kami, dalam nilai-nilai mulia yang ada di kampung ini. Peristiwa penembakan terhadap Syaikh Abdul hamid Syanar, imam masjid desa dan salah satu tokoh yang berpengaruh, adalah sikap pengecut dan tertolak sama sekali. ”
Hamas kemudian menyatakan, “Kami dalam organisasi Hamas menyatakan bahwa pelaku penembakan ini adalah pengecut. Kami menyatakan dukungan penuh pada Syaikh Abdul Hamid Syanar. Kami nyatakan bahwa kami tidak akan mengeluarkan ancaman kepada yang melakukan aksi pengecut ini. Kami cukup mengatakan, “Barangsiapa yang banyak bicara, niscaya dia sedikit perbuatannya. ” (na-str/pic)