Pimpinan al-Qaida Usamah bin Ladin disebut-sebut sedang merancang serangan baru ke AS yang lebih dahsyat dari serangan 11 September 2001. Informasi ini dimuat oleh surat kabar berbahasa Arab yang terbit di London, al-Quds al-Arabi, mengutip pernyataan seorang sumber di Yaman yang dekat dengan pucuk pimpinan al-Qaida.
Sumber itu mengatakan, rencana serangan baru ke AS itu targetnya adalah bisa "mengubah dunia baik dari secara politik maupun ekonomi" dan bin Ladin sendiri yang mengawasi persiapan serangan itu. Sumber tersebut juga mengungkapkan, posisi al-Qaidah saat ini dalam "fase positif" dimana sedang dilakukan pembenahan keanggotaan dan pembangunan kembali kamp-kamp al-Qaidah di seluruh dunia.
Al-Qaida, masih menurut sumber yang tidak mau disebut namanya itu, kemungkinan akan memberikan tanda-tanda tentang rencana-rencananya ke depan dalam beberapa hari mendatang. Sejak enam bulan lalu, bin Ladin disebut-sebut telah mengirimkan pesan pada semua sel-sel gerakan jihad yang isinya memerintahkan mereka untuk tidak berinteraksi dengan pemerintah atau partai-partai politik di lokasinya masing-masing. Para aktivis sel-sel jihad itu juga diperintahkan untuk menolak semua bentuk desakan mediasi atau dialog.
Ancaman bin Ladin ini muncul hanya beberapa hari setelah mantan penasehat keamanan nasional AS Zbigniew Brzezinski mengatakan bahwa presiden terpilih Barack Obama kemungkinan akan mendapatkan ujian berupa ancaman terorisme setelah ia secara resmi berkuasa di Gedung Putih pada 20 Januari 2009.
Hal serupa juga diungkapkan pejabat anti-teror Italia pada surat kabar Los Angeles Times. "Saya takut al-Qaida akan mencoba menguji Obama," katanya.
Sejak masa presiden Bill Clinton, presiden baru AS menghadapi ancaman serangan teror. Pada saat Bill Clinton berkuasa, terjadi ledakan di Gedung World Trace Center. Dan pada masa George W. Bush, tidak tanggung-tanggung serangan teroris meluluhlantakkan dua gedung kembar World Trade Center.
Pihak AS yang sampai saat ini masih belum berhasil menangkap musuh besarnya Usamah bin Ladin, belum berkomentar atas ancaman al-Qaidah ini atau bisa jadi ancaman-ancaman al-Qaidah ini akal-akalan Amerika saja untuk melanggengkan perang melawan teror-nya. (ln/prtv)