Pemimpin umum Organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun di Mesir, Mahde Akef, mengkritik kelompok yang melakukan rangkaian peledakan di Maroko dan Aljazair. Ledakan yang banyak memakan korban sipil pekan lalu itu menurutnya salah sasaran.
Ia meminta para pelaku untuk memfokuskan serangannya pada Israel dan AS yang disebut sebagai "Fir’aun baru."
Dalam pernyataan sikapnya (19/4), Akef mengatakan, "Gambaran yang paling layak untuk diwaspadai dan diperhatikan adalah sejumlah peledakan terakhir yang terjadi di Maroko dan Aljazair. Para pemuda yang melakukan peledakan itu tidak memiliki sasaran yang jelas dan tujuan yang mulia. "
Menurut Akef dalam keterangan tertulisnya, "Al-Ikhwan Al-Muslimun menyerukan mereka untuk mengarahkan potensi perlawanannya secara fokus dengan segala kemampuan yang ada, diarahkan pada musuh sejati umat Islam. Musuh yang menjajah, membunuh, merampas dan merusak banyak kebaikan. Itulah musuh yang kini bercokol di Al-Quds, Baghdad dan Kabul. "
Mursyid Al-Ikwhan juga menyerukan agar mereka yang melakukan ledakan, berinteraksi dengan sejumlah ancaman internal yang mengancam negara dan umat Islam secara damai dan lebih beradab. Jauh dari penghancuran kehidupan mereka sendiri dan lebih memelihara jiwa serta mencegah tumpahnya darah, sebagaimana ditegaskan keharamannya oleh Islam.
Seperti diberitakan, di Maroko sebuah Gedung Pusat Bisnis mengalami kerusakan akibat rangkaian peledakan bom. Ledakan itu dilakukan oleh dua orang pelaku di depan kantor diplomatik AS di kota Darul Baidha. Ledakan tersebut juga menghancurkan kantor polisi dan sebuah rumah yang ada di sekitarnya. Tercatat jumlah korban meninggal mencapai 33 orang. Sementara di Aljazair terjadi pula sejumlah peledakan yang meminta banyak korban.
Akef kemudian mengarahkan agar para pemuda Islam lebih mendayagunakan kemampuannya untuk membangun, memperbaiki, menghadapi kediktatoran, melawan tindakan represif penguasa, memerangi kerusakan moral yang terjadi di berbagai negara tempat umat Islam tinggal.
Masih menurut Akef, "Ledakan itu telah memberi kesempatan bagi Fir’aun baru guna memecah belah front internal kaum Muslimin dan AS makin leluasa menjalankan proyek imperalisme hitamnya. " (na-str/iol)