Dr. Muhammad Salim Al-Awa, Sekjen Persatuan Ulama Islam, meminta orgaisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun untuk meninggalkan aktifitas politik dengan segala pengertian yang ada di dalamnya. Ia berharap agar Al-Ikhwan sementara ini berhenti total dari dunia politik dan fokus pada tarbiyah dan amal sosial. Menurut Al-Awa, ini penting dilakukan karena waktu sekarang dianggap belum cocok bagi Al-Ikhwan untuk terjun ke dunia politik.
Pendapat Al-Awa seperti ini, sebenarnya bukanlah pendapat yang baru dilontarkannya. Sejak tahun 1995, Al-Awa sudah melontarkan ide ini dan sempat menjadi diskusi hangat di kalangan Al-Ikhwan, antara mereka yang pro dan kontra dengan idenya. Kali ini, Al-Awa kembali mengangkat pikirannya itu dalam dialog khusus dengan Islamonline terkait catatan terhadap Konferensi Fatwa di Dunia Terbuka, di Kuwait, pada 26-28 Mei lalu.
Al-Awa menegaskan, “Masalah Islam, sentiment Islam, penerapan syariat Islam, bukanlah masalah Al-Ikhwan Al-Muslimun, bukan masalah organisasi tertentu saja, bukan masalah partai dakwah di Iraq, atau di Iran saja, tapi masalah setiap Muslim di seluruh Negara Islam. “ Ia melanjutkan, “Kami kaum Muslimin tidak berafiliasi pada satu partai atau kelompok tertentu. Kami menginginkan agar sentiment Islam tertera dalam dokumen politik Mesir, dan agar syariat Islam menjadi sumber utama bagi hukum di Mesir. Akan terus seperti itu. ”
Terkait dengan seruannya agar Al-Ikhwan menghentikan aksi politik, ia mengatakan, “Saya serukan Al-Ikhwan untuk menghentikan segera hak-hak politiknya, baik dalam aspek pencalonan, pemilu dan pemungutan suara, lalu meninggalkan sama sekali aktifitas politik terkait dengan kekuasaan atau mengambil bagian dalam kekuasaan. Al-Ikhwan hendaknya benar-benar menerapkan aktifitas penyadaran dan pengarahan masyarakat, dengan menghidupkan semangat kebangkitan dalam masyarakat dan menghidupkan semangat perlawanan terhadap kezaliman dan kediktatoran. ”
Al-Awa juga menyampaikan betapa ide itu ia sampaikan bukan karena tekanan yang kini dialami Al-Ikhwan Al-Muslimun di Mesir, dan bukan pula terkait dengan pemahaman Islam yang parsial sehingga meninggalkan politik. “Kita tidak bicara tentang penangkapan masal dan penjara atas aktifis Al-Ikhwan Al-Muslimun bahwa ini sebagai suatu masalah. Masalahnya adalah pemburukan citra Islam sendiri, karena permusuhan besar yang dilancarkan atas Al-Ikhwan Al-Muslimun dari berbagai organisasi lainnya. Kita sudah tentu lebih mencintai Al-Islam daripada Al-Ikhwan Al-Muslimun. Dan apa yang terjadi saat ini, berupa pencitraan negative terhadap Islam, apa yang disodorkan media massa setiap hari, telah merusak citra Islam semuanya, bukan hanya memperburuk imej Al-Ikhwan sebagai jama’ah saja. ” (na-str/iol)