Al-Ikhwan Al-Muslimun Mesir Akan Ikut Aksi Mogok Massal

Muhammad Mahdi Akef, Pemimpin Al-Ikhwan Al-Muslimun di Mesir menyatakan organisasinya akan ikut dalam aksi mogok massal tanggal 4 Mei mendatang.

Seruan mogok massal yang digaungkan lewat situs Facebook itu akan dilakukan bertepatan dengan tanggal kelahiran Presiden Mesir Husni Mubarak, yakni tanggal 4 Mei. Mubarak lahir tahun 1928, berarti di tahun ini, ia menginjak usia 80 tahun.

Pernyataan Al-Ikhwan Al-Muslimun menyebutkan, sebagai organisasi oposisi terbesar di Mesir, organisasi ini ingin menindaklanjuti perkembangan sikap Al-Ikhwan yang sebelumnya menahan diri untuk tidak terlibat dalam aksi mogok massal pada tanggal 6 April. Aksi mogok massal dilakukan untuk memprotes kondisi ekonomi yang kian mencekik dan mahalnya harga bahan pokok di Mesir.

Pemimpin Tinggi Al-Ikhwan dalam pernyatannya mengatakan, “Al-Ikhwan Al-Muslimun merespon seruan agar rakyat Mesir tinggal di rumah mereka pada tanggal 4 Mei mendatang, terkecuali mereka yang menangani bidang kesehatan dan ujian pelajar serta para petugas negara yang bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat umum.”

Ia menambahkan, aksi itu akan dilakukan sebagai aksi damai, menuntut pemerintah Mesir mencari solusi atas krisis yang terjadi dan telah membuat rakyat menderita. Ia juga memandang pemerintah eksekutif Mesir selama ini telah menutup telinga dan mata mereka terhadap berbagai seruan untuk reformasi di Mesir.

Namun demikian, ditegaskan sekali bahwa Al-Ikhwan meski terlibat dalam aksi mogok massal, tetap menolak berbagai tindakan anarkis yang bisa merusak kantor institusi negara dan fasilits umum. Al-Ikhwan menegaskan, “Aksi ini adalah aksi damai yang tidak boleh ternoda oleh kekacauan.”

Al-Ikhwan menolak bila keterlibatan mereka dalam aksi ini terkait pemenjaraan sejumlah tokoh pimpinan mereka yang ditangkap sejak sepuluh tahun terakhir oleh rezim Mubarak.

DR. Muhammad Habib, wakil satu pimpinan Al-Ikhwan mengatakan tidak ada kaitannya aksi mogok ini dengan penangkapan para tokoh Ikhwan. “Tapi memang karena ada krisis ekonomi, sosial dan kekacauan di negara ini, di samping itu pemerintah bersikap otoriter dalam politik. Apakah pemerintah tidak bisa mencari solusi dari krisis ini?”ujarnya.

Ia mengatakan bahwa tingginya harga roti dan bahan makanan lain, tidak lain cermin dari krisis di pemerintahan Mesir sendiri. (na-str/iol)